Cegah Penyebaran DB, Isuzu Ikut Semai Telur Aedes Aegypti Berwolbachia

Cegah Penyebaran DB, Isuzu Ikut Semai Telur Aedes Aegypti Berwolbachia

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi permasalahan kesehatan di berbagai kota besar di Indonesia. Saat ini metode pengendalian penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti terus dikembangkan. Salah satunya yang dilakukan oleh tim Riset World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang memanfaatkan bakteri Wolbachia.

Sebagai informasi, Penelitian WMP Yogyakarta, yang sebelumnya bernama Eliminate Dengue Project-EDP Yogya, merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan dukungan penuh pendanaan dari Yayasan Tahija bekerja sama dengan WMP Global.

Saat ini, upaya menyemai telur nyamuk Aedes Aegypti yang sudah berwolbachia, dilakukan secara lebih masif. Tidak hanya di Kota Jogja dan Sleman, tapi juga di Bantul, tepatnya di wilayah Padukuhan Glugo, Kalurahan Panggungharjo Bantul.

Kadus Glugo, Damanuri mengatakan, bersama kader kesehatan setempat ia menyemai jentik nyamuk berwolbachia di puluhan titik, merujuk pada ketentuan jarak yang sudah ditetapkan pemerintah. Bukan hanya di sekitar rumah warga, penyemaian juga dilakukan dalam sebuah ember yang disebar di perkantoran-perkantoran serta entitas usaha atau bisnis di wilayahnya, termasuk di PT Astra International Isuzu Cabang Yogyakarta atau Astra Isuzu Yogyakarta.

“Kami sangat senang, warga dan juga kalangan dunia usaha mau bekerjasama dengan sangat baik. Sehingga program ini berjalan dengan lancar. Alhamdulillah, sejauh ini di wilayah kami tidak ditemukan kasus DB,” kata Damanuri.

General Affair Astra Isuzu Yogyakarta, Cahyo Setyonugroho mengatakan, pihaknya ikut mendukung program ini sebagai bagian dari kontribusi untuk menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan. Jentik nyamuk Aedes Aegypti berwolbachia ditempatkan di dalam ember berisi air, yang diletakkan di salah satu sudut kantor.

“Tiap pekan Pak Dukuh dan tim melakukan pengecekan. Kami senang bisa membantu pemerintah setempat untuk mengurangi paparan atau populasi nyamuk pembawa virus DB,” kata Cahyo dalam rilisnya.

Program ini mulai dijalankan Juli 2022 silam. Menurut Damanuri, penyemaian jentik nyamuk berwolbachia ini hanyalah satu dari berbagai upaya guna memerangi merebaknya kasus DB di Yogyakarta tidak terkecuali di Bantul.

Bersama masyarakat, Damanuri juga rutin melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar, agar tidak ada tempat bagi nyamuk Aedes Aegypti bersarang dan berkembang biak.

“Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk juga menjadi kegiatan rutin warga. Jadi simultan mas. Semua upaya kita lakukan. Tentu harapannya lingkungan menjadi semakin bersih dan sehat, dan warga terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk ancaman DB,” pungkasnya. (*)