Cegah Boros Pangan dengan Perubahan Perilaku

Sisa makanan jika dihitung bisa mencapai miliaran dalam setahun.

Cegah Boros Pangan dengan Perubahan Perilaku
Workshop Consumindful: Makan Bijak, Tanpa Sisa di Yogyakarta Kamis (16/11/2023). (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA  -- Consumindful: Makan Bijak, Tanpa Sisa, sebuah inisiatif yang bertujuan mengurangi kehilangan dan boros pangan di Indonesia, menyelenggarakan workshop di Yogyakarta, Kamis (16/11/2023). Ini merupakan bagian dari kampanye yang fokus pada perubahan perilaku konsumen khususnya kelompok usia 18-34 tahun.

Consumindful diinisiasi oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bersama WRAP dan GRASP 2030, dengan dukungan Kedutaan Besar Denmark di Indonesia. Inisiatif ini berupaya mengatasi persoalan boros pangan yang menjadi isu serius dalam forum UN Food Systems Summit +2 Stocktaking Moment 2023.

Indah Budiani dari IBCSD menyatakan perubahan perilaku merupakan inti dari Consumindful. "Kami ingin mengajak konsumen mencegah pemborosan pangan di tingkat rumah tangga, dengan cara yang sederhana namun efektif, seperti mengukur porsi makan, menyimpan makanan dengan benar dan memanfaatkan sisa makanan," ujarnya.

Febrina Cholida selaku Analis Ketahanan Pangan menambahkan, Consumindful berkolaborasi dengan WRAP untuk mengatasi kompleksitas perilaku manusia.

ARTIKEL LAINNYA: Kendalikan Inflasi, 17 Kapanewon di Sleman Gelar Pasar Murah

"WRAP memiliki pengalaman global mengelola sampah makanan, dan kami belajar dari mereka tentang bagaimana melakukan intervensi yang tepat sasaran, seperti menggunakan media sosial, influencer dan komunitas," katanya.

Consumindful sebagai kelanjutan dari GRASP 2030, memiliki fokus utama pada meningkatkan partisipasi konsumen mencegah pemborosan pangan.

Tujuan kampanye ini untuk menyampaikan pesan penting tentang mengurangi sampah makanan, mengingat Indonesia mengalami kerugian ekonomi signifikan akibat masalah kehilangan dan pemborosan pangan.

Yogyakarta dipilih sebagai lokasi kampanye Consumindful karena sebagai daerah wisata dan pendidikan, penanganan sampah makanan di kota ini menjadi sangat penting. Pemerintah DIY turut berkomitmen mendukung upaya ini.

ARTIKEL LAINNYA: Beberapa Wilayah di Sriharjo Bantul Masih Butuh Air Bersih

Sekda DIY, Beny Suharsono, mengatakan sudah mengeluarkan surat edaran untuk mengurangi sampah sisa makanan di kantor.

"Banyak yang sebenarnya bisa kita hemat, minimal tiga hal, tetapi berhubungan dengan pemborosan itu misal kita membeli banyak, tapi hanya sedikit yang digunakan," ujarnya kepada wartawan.

Menurut Beny, sisa makanan jika dihitung bisa mencapai miliaran dalam setahun. Merujuk penelitian yang pernah dilakukan dari total 100 persen sampah, 40 persen di antaranya bersifat anorganik dan 60 persen bersifat organik.

Dari 60 persen tersebut sekitar 20 persen berasal dari sisa makanan yang dihasilkan oleh kafe, restoran dan kantor. Pemda DIY mengeluarkan surat edaran ke kantor-kantor untuk menguranginya.

ARTIKEL LAINNYA: Keraton Yogyakarta Simpan 2 Juta Arsip, Baru 60 Ribu yang Mampu Diolah

“Jika berbicara tentang kantor, kita harus mulai dari situ, dengan mempertimbangkan apakah yang kita konsumsi dapat menjadi asupan gizi atau menjadi sisa, sehingga kita perlu menghitung kaitannya dengan pengurangan sisa makanan," ungkapnya.

Dukungan dari Kedutaan Besar Denmark di Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen menegaskan pentingnya melibatkan generasi muda dalam perubahan-perubahan ini, termasuk isu terkini mengenai lingkungan.

"Generasi muda adalah agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk membuat dampak positif bagi lingkungan. Consumindful menjadi inisiatif menarik karena memanfaatkan jaringan luas IBCSD dan pengalaman global WRAP," ucapnya.

Consumindful berharap dapat menginspirasi konsumen untuk makan bijak, tanpa sisa, dan berkontribusi dalam menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan. (*)