Bupati Sleman Minta Polisi Segera Usut Dua Kasus Pembunuhan Beruntun

Bupati Sleman Minta Polisi Segera Usut Dua Kasus Pembunuhan Beruntun

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dalam kurun waktu kurang dari seminggu, dua kasus pembunuhan beruntun terjadi di Kabupaten Sleman. Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengecam keras tindakan pembunuhan dan meminta polisi bergerak cepat dan mengusut tuntas dua kasus tersebut.

Dua korban yang diduga kasus pembunuhan tersebut terjadi di Kapanewon Ngemplak dan Kapanewon Kalasan. Di Kapanewon Ngemplak, seorang perempuan berinisial DLP (21) ditemukan terkubur di Padukuhan Ngemplak Asem, Umbulmartani pada Sabtu (24/7/2021). Saat ditemukan, perempuan asal Kabupaten Klaten itu hanya mengenakan celana dalam dengan luka di kepala akibat hantaman benda tumpul.

Selang empat hari berikutnya, pada Rabu (28/7/2021), seorang remaja berinisial YP (16) ditemukan meninggal oleh ibunya dengan luka di kepala dan perut. Kondisi korban yang masih duduk di bangku SMP itu mengenaskan dengan luka akibat sayatan benda tajam.

Atas dua peristiwa naas tersebut, Bupati Kustini mengaku prihatin dan berbelasungkawa untuk kedua keluarga korban. Juga secara tegas mengecam tindakan yang tidak berprikemanusiaan tersebut.

Kustini pun meminta pihak Kepolisian untuk bergerak cepat mengusut tuntas kasus yang hingga kini pelakunya belum diketahui.

“Ini jelas-jelas merupakan sebuah tindakan yang sangat tidak terpuji dan sangat terkutuk. Saya sangat mengecam keras tindakan itu (pembunuhan). Saya meminta kepolisian untuk bergerak cepat mengusut tuntas kasus ini,” kata Kustini, Rabu (4/8/2021).

Dua kasus pembunuhan tersebut tidak diketahui oleh masyarakat sekitar. Hal ini tentu menjadi perhatian serius, mengingat selama pandemi Covid-19, pengetatan, pengawasan dan patroli telah dilakukan dari tingkat padukuhan hingga Kabupaten sudah dilakukan guna meminimalisir mobilitas masyarakat.

Meskipun di tengah pandemi, Kustini meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap keamanan lingkungan sekitar masing-masing. Jangan sampai diakibatkan fokus pada penanganan Covid-19, kasus kriminalitas di Sleman jadi meningkat.

“Terutama anak-anak harus selalu mendapatkan pengawasan ketat dari orang tuanya agar terhindar dari tindak kejahatan. Apalagi pembelajaran masih menerapkan sistem belajar daring dari rumah,” kata Kustini.

Kustini menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan meminta Dinas P3AP2KB Sleman untuk turun ke keluarga korban YP memberikan pendampingan dan dukungan spiritual keluarga korban.

“Dalam posisi seperti ini pasti keluarga korban syok berat. Sehingga kita akan minta dinas terkait untuk memberikan pendampingan. Dan saya berharap pelaku segera ditemukan dan diproses hukum seberat-beratnya,” pungkas Kustini. (*)