Bupati : Ada Oknum Mengaku Wartawan Hendak Memeras Kepala Sekolah

Bupati : Ada Oknum Mengaku Wartawan Hendak Memeras Kepala Sekolah

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengungkap, ada oknum yang mengaku wartawan diduga hendak memeras seorang kepala sekolah.

Bupati meminta kepada guru atau kepala sekolah agar tidak takut jika menghadapi oknum yang mengaku-ngaku wartawan. Apalagi para oknum tersebut untuk mencari-cari kesalahan yang ujung-ujungnya adalah dugaan pemerasan.

Hal itu diungkapkan Arif Sugiyanto dihadapan kepala sekolah SMP, Senin (12/9/2023). Pertemuan itu dilakukan, setelah terjadi peristiwa yang dialami kepala sekolah SMP N 2 Pejagoan. Sekolah ini, oleh oknum yang mengaku wartawan itu dituduh melakukan penahanan kartu dan penyelewengan dana PIP.

“Saya sampaikan kepada para guru dan kepala sekolah bekerjalah dengan baik dan tidak perlu takut dengan oknum yang ingin mencari kekisruhan dengan tujuan tertertentu. Sepanjang kita bekerja sesuai dengan tata aturan yang ada, tidak menyimpang tidak perlu takut,”kata Arif Sugiyanto.

Pemkab Kebumen siap melakukan pembelaan, jika ada guru atau kepala sekolah yang diteror dengan pemberitaan negatif atau tidak sesuai dengan fakta.

Namun, jika benar ada yang menyalahi aturan, misalnya korupsi dana pendidikan atau tindak pelanggaran hukum lain, pihaknya juga tak segan untuk memberikan sanksi keras kepada guru dan kepala sekolah.

“Kita bekerja, pijakannya adalah aturan. Kalau kita salah atau menyalahi aturan tentu tidak dibenarkan. Ini yang perlu diperhatikan bersama. Di sisi lain kontrol sosial juga penting untuk mengingatkan kita agar bisa bekerja lebih baik,”kata Arif Sugiyanto.

Kepala SMPN 2 Pejagoan menceritakan, didatangi oleh sejumlah orang yang mengaku wartawan di kediamannya. Mereka ingin menanyakan soal penyaluran dana PIP yang disebut bermasalah. Tuduhan itu sudah dijelaskan duduk persoalannya dengan baik dan memberikan klarifikasi.

Namun oknum wartawan itu menganggap apa yang disampaikan kepala sekolah berbelit-belit, sehingga oknum wartawan tersebut menawarkan dua pilihan.

Pertama isu penyaluran PIP tetap akan diberitakan, atau kedua menggantinya dengan profil sekolah yang positif, namun pihak sekolah harus menyediakan uang.

“Waktu itu dikasih penawaran. Pertama soal PIP akan dimuat di medianya. Atau bisa tidak dimuat diganti dengan profil sekolah yang positif, namun saya diminta untuk menyiapkan dana,” katanya.

Kepala sekolah pun menegaskan tidak mau dengan penawaran tersebut. Karena ia percaya tidak ada yang salah dalam penyaluran PIP di sekolahnya. (*)