Buka Munas Perbarindo, Airlangga Ingatkan Pentingnya Kredit UMKM

Buka Munas Perbarindo, Airlangga Ingatkan Pentingnya Kredit UMKM

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengingatkan pentingnya peran BPR dan BPRS mendorong tambahan penyaluran pinjaman ke pelaku UMKM.

Perbankan, katanya, diharapkan mendukung UMKM agar naik kelas melalui pembiayaan termasuk platform digital. Saat ini, porsi kredit UMKM masih di kisaran 18%. Presiden Jokowi mengarahkan, agar kredit UMKM naik menjadi 30% atau sekitar Rp 1.800 triliun pada 2024. Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan dukungan dari semua pihak.

“Saya ingin menyampaikan aspirasi dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Perbarindo atas penyelenggaraan Musyawarah Nasional XI sebagai momen untuk meningkatkan kinerja dan memajukan BPR dan BPRS di Indonesia. Saat ini, dunia sedang menghadapi kondisi yang tidak mudah, tantangan terus datang yang menunjukkan bahwa dunia sangat dinamis dan rentan terhadap guncangan. Saya berharap hasil musyawarah ini bermanfaat bagi kita semua,” ujar Airlangga saat membuka secara daring Munas XI Perbarindo yang digelar di Yogyakarta, Rabu (19/10/2022).

Perbarindo wadah bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), menggelar Munas XI Tahun 2020, UMKM Expo, dan Sarasehan Nasional dengan tema “Penguatan Peran BPR-BPRS sebagai Mitra UMKM Menuju Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional”. Dalam kegiatan Munas XI, Perbarindo juga melakukan grand launching BPR E-Cash serta peluncuran 4 buku sekaligus. Selain itu, penandatanganan perjanjian kerja sama Perbarindo dan Pefindo tentang IDCustom Score BPR.

Selain resmi membuka acara munas, Airlangga Hartarto juga meluncurkan BPR E-Cash. Layanan BPR E-cash adalah salah satu layanan berupa platform uang elektronik (server base) yang ditawarkan oleh PT Finnet Indonesia dan dapat digunakan oleh mitra perbankan, koperasi maupun komunitas yang ingin mengembangkan layanannya ke dalam transaksi non tunai (cashless).

Airlangga mengatakan, industri perbankan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia di tengah ketidakpastian global. Intermediasi keuangan tetap tumbuh positif, seperti pertumbuhan kredit perbankan per Agustus 2022 sebesar 10,62% secara tahunan (year on year/y-o-y).

Untuk mendukung pengembangan ekonomi digital dan inklusivitas keuangan, katanya, pemeritah mengapresiasi Perbarindo yang telah meluncurkan layanan berbasis digital BPR E-Cash, sejalan dengan teknologi yang makin dinamis dan memudahkan masyarakat bertransaksi.

“Saya berharap BPR E-Cash dapat meningkatkan layanan BPR dan BPRS. Semoga BPR dan BPRS dapat meningkatkan daya saing ke depan,” kata Airlangga.

Munas XI Perbarindo juga dihadiri oleh Plt. Deputi Komisioner Regional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Widjanarko, Anggota Komisi XI DPR Musthofa, dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta Srie Nurkyatsiwi.

Membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan, menghadapi tantangan transformasi digital, BPR dan BPRS menjadi salah satu kunci untuk memenangi persaingan digitalisasi perbankan. Yakni dengan menurunkan biaya operasi dan meningkatkan pendapatan serta memudahkan layanan konsumen.

Industri BPR dan BPRS harus memanfaatkan teknologi digital untuk kemudahan layanan.

“Saya berharap BPR dan BPRS dapat menunjukkan eksistensi dan komitmen sebagai bank yang fokus memberdayakan UMKM, dan menjadi garda terdepan dalam melayani UMKM serta hadir di tengah masyarakat menuju kebangkitan ekonomi nasional. Ke depan industri ini harus lincah, adaptif dan kontributif dalam memberikan akses keuangan,” kata Sultan.

Dalam kesempatan yang sama, Bambang Widjanarko, Plt. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 4, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyampaikan bahwa BPR dan BPRS memiliki peran besar dalam menaikkan kelas UMKM yang jumlahnya sangat banyak. Oleh sebab itu, posisi strategis BPR dan BPRS perlu ditingkatkan fungsinya, sehingga lebih banyak lagi membantu UMKM. “Kinerja industri BPR dan BPRS cukup baik terkait dengan permodalan, risiko kredit dan likuiditas yang terjaga dengan baik,” kata Bambang.

Bambang menegaskan, perekonomian global masih menghadapi berbagai tantangan. Pasalnya, kebijakan dam kondisi perekonomian global akan berdampak terhadap Indonesia. “Keberadaan kita tidak dapat terlepas dari ekosistem dunia. Misalnya BPR sudah bagus, tetapi kalau lingkungan sekitar tidak kondusif, ini bisa menjadi ancaman. Ketika suku bunga naik, likuiditas pasar agak berkurang, maka likuiditas dijaga dengan baik, begitu gagal jaga likuiditas, masyarakat tidak percaya. Hal ini bisa merembet ke semua industri BPR dan BPRS. Industri perbankan ini unik,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Umum Perbarindo periode 2018 – 2022 Joko Suyanto mengatakan, bahwa Munas XI Perbarindo merupakan kegiatan pertama kali yang digelar oleh DPP dengan melibatkan seluruh anggota di seluruh Indonesia melalui pertemuan fisik/luring sejak pandemi Covid-19 tahun 2020. “Semoga semangat kita bersilaturahmi terus memperkuat dan menjaga semangat kebersamaan, gotong-royong, bahu-membahu dan menaikkan daya saing industri BPR dan BPRS. Munas XI ini dihadiri seluruh anggota dari seluruh wilayah Indonesia,” katanya.

Menurutnya, BPR dan BPRS berperan penting dalam mendampingi UMKM. “Bisa dikatakan BPR ini seperti denyut nadi untuk pendampingan, permodalan, dalam menjalankan bisnis selama ini,” kata Joko.

Joko menuturkan, idealnya ada 4 fase yang harus dilalui BPR dan BPRS agar berkontribusi besar terhadap UMKM di Indonesia. Fase pertama, inisiasi saat UMKM baru berdiri dan membutuhkan modal dari lembaga keuangan formal.

Fase kedua, saat UMKM sedang berkembang dan belum mendapatkan pembiayaan dari perbankan umum, maka BPR dan BPRS memberikan pendampingan dan modal usaha lebih besar dari fase pertama. Fase ketiga, ekspansi di mana UMKM sudah maju dan berkembang. Setelah melalui fase 1 dan 2, menyambungkan ke pasar regional dengan teknologi. Fase keempat, BPR Mendorong UMKM agar bisa mandiri, ekspor dan Go Global.

“Kami menjadi garda terdepan dalam literasi, edukasi kepada masyarakat di Indonesia. Mungkin dari sisi kuantitatif masih kecil, tetapi kami sangat yakin bahwa multiplier effect sangat besar atas apa yang sudah kita lakukan dalam membantu UMKM. Kami tidak pernah menyerah, kami selalu hadir untuk mendukung UMKM,” pungkasnya. (*)