Bonsai Berumur Ratusan Tahun Harganya Selangit

Bonsai Berumur Ratusan Tahun Harganya Selangit

KORANBERNAS ID, BANTUL -- Ratusan penggemar bonsai memamerkan karya tanaman bonsai mereka di pelataran Jogja Expo Center (JEC), Selasa (22/2/2022). Setidaknya 472 tanaman bonsai dari berbagai kategori mengikuti Festival Bonsai Nasional Piala Raja yang dihelat selama sepekan ke depan.

"Festival ini bertujuan memberikan angin segar bagi penggemar bonsai tanah air, dua tahun pandemi tidak pernah ada perhelatan serupa yang mewadahi mereka," terang RM Jarot Nugroho Priyo Kusumo, ketua penyelenggara Festival Bonsai Nasional Piala Raja kepada wartawan.

Penyelenggaraan ini bisa menjadi acuan bagi pegiat event menghelat sebuah festival dalam masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan.

Dalam festival ini pula, lanjut Jarot, dilaksanakan sarasehan dan edukasi artistik serta edukasi ekonomi. Hal inilah yang membedakan Festival Bonsai Piala Raja yang diselenggarakan oleh Rumah Bonsai Indonesia (RUBI) dengan pameran-pameran sejenis. "Ini akan menjadi value yang besar bagi penggemar bonsai yang ikut serta," tambahnya.

Ketua tim juri festival bonsai, Gunardi S, menambahkan menjadi penggemar bonsai butuh ketelatenan yang tinggi. Laiknya seniman seni rupa, bonsai adalah sebuah karya seni yang penuh estetika.

"Tidak bisa dibuat secara singkat dan tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh bertahun-tahun bahkan hingga puluhan tahun. Selain secara ilmu botani dan alam, membentuk bonsai memerlukan keahlian atau jiwa seni pula," lanjutnya.

Penggemar bonsai, lanjut Gunardi, mengikuti pameran atau festival seperti ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan popularitas dan harga jual.

Setiap keikutsertaan mereka akan mendapat sertifikasi untuk menaikkan grade bonsai. Kelas-kelas atau kategori tersebut adalah prospek, silver, gold, platinum hingga diamond.

"Dari kategori-kategori tersebut terdapat pula harga-harga yang beragam, walaupun laku tidaknya sangat relatif. Yaitu tergantung kepada pemiliknya, karena bonsai ini adalah barang seni, jika si pemilik belum merasa pantas dengan harga yang ditawarkan pembeli, maka transaksi tidak akan terjadi," kata dia.

Bonsai yang berumur ratusan tahun harganya bisa selangit. Misalnya ada bonsai yang pernah ditawar Rp 1,6 miliar tidak dilepas hanya karena pemiliknya merasa belum ingin saja.

Namun jika tidak paham dan benar merawat bonsai, bisa juga yang terjadi justeru sebaliknya. Pohon seharga puluhan juta bisa turun menjadi jutaan saja atau bahkan tidak laku jika perawatannya tidak benar.

Era internet of things saat ini memang memudahkan penjual maupun pembeli, termasuk di dunia penggemar bonsai. Sosial media dan berbagai platform digital memberi akses dan ruang yang tak terhingga bagi semuanya.

Seperti karya seni rupa, memamerkan gambar bonsai secara daring perlu ilmu yang mumpuni. Salah sedikit saja dalam memilih angle foto dapat membuat bonsai ini menjadi tidak seindah aslinya. Hal ini harus menjadi kehati-hatian.

"Sudah ratusan tahun bonsai ini digemari, sejauh ini ketelatenan adalah cara perawatan yang tidak tergantikan. Pesatnya teknologi dan inovasi pupuk buatan pun tidak bisa membuat cara merawat bonsai berubah," ucapnya. (*)