Beberapa fasilitas yang rusak yakni, kran di toilet pintu keluar bis, atap yang bocor di beberapa tempat tapi hanya ditambal seadanya dan lain sebagainya.
Padahal, terminal Ir Soekarno belum genap berumur 10 tahun. Sebelumnya, terminal bis Klaten berlokasi di masjid agung Al Aqsha. Pembangunan terminal ir Sukarno menggunakan anggaran dari APBD Klaten dan APBN.
Meski sudah diresmikan pengoperasiannya beberapa tahun lalu, namun aset terminal Ir Soekarno belum diserahkan Pemkab Klaten ke Kementerian Perhubungan. Akibatnya, status terminal Ir Soekarno masih menjadi milik Pemkab Klaten.
"Karena belum diserahkan, pemeliharaan juga hanya bisa dilakukan seadanya," kata sumber resmi di terminal Ir Soekarno Klaten.
Sumber tersebut menambahkan, akibat belum diserahkannya ke pusat, praktis agen-agen yang menempati kios di teminal maupun bis yang keluar masuk terminal tidak dipungut biaya alias menempati secara gratis selama kurang lebih 7 tahun sejak terminal diresmikan.
Sejumlah terminal tipe A yang dibangun oleh pemerintah pusat di Jawa Tengah, hanya terminal Ir Soekarno saja yang disebutkan sumber tersebut belum diserahkan oleh Pemkab ke pusat. Sedangkan terminal lain sudah diserahkan sehingga pemeliharaan terhadap fasilitas yang rusak langsung dibiayai oleh pusat lewat BPTD (Balai Pengelola Transportasi Darat).
Senada dikemukakan Sekda Klaten, Jajang Prihono. Menurutnya, terminal Ir Soekarno memang belum diserahkan Pemkab Klaten ke pusat.
Pernyataan serupa diungkapkan sumber lain di Pemkab Klaten yang menyebutkan terminal Ir Soekarno belum diserahkan Pemkab ke pusat. (*)
