Belajar ke Bekasi, Stigma SMK Penyumbang Pengangguran Harus Dipatahkan

Belajar ke Bekasi, Stigma SMK Penyumbang Pengangguran Harus Dipatahkan

KORANBERNAS.ID, BEKASI--Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul bersama Forum Komunikasi Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK, melakukan studi komparasi ke Bekasi, Kamis (16/2/2023) pagi hingga sore hari.

Kunjungan dilakukan ke SMK Negeri 1 Kota Bekasi, SMK Binakarya Mandiri (BKM) di Rawalumbu serta Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi. Selain diikuti para pengurus BKK dari masing-masing SMK baik negeri ataupun swasta yang ada di Bantul, juga diikuti Ketua Forum BKK DIY Raharjo, M.Pd, Ketua Forum BKK Bantul Maman Lesmana serta Ketua MKKS Bantul, Temu Panggih Raharjo MM

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja dan Transmigrasi, Disnakertrans Bantul, Rumiyati M.Hum berharap, ilmu yang didapat selama melakukan studi komparasi bisa diterapkan di sekolah masing-masing.

“Selama ini Disnakertrans Bantul sudah bekerjasama dengan Forum BKK SMK. Termasuk kaitan lowongan pekerjaan,”katanya.

Kepala SMK Negeri 1 Kota Bekasi, Boan M.Pd dalam sambutannya mengatakan, bahwa SMK selama ini “tertuduh” sebagai penyumbang angka pengangguran terbanyak. Ini tentu harus dijawab dengan pembuktian bahwa itu tidak benar. Maka bagaimana agar lulusan itu memiliki kualitas dan daya saing, sehingga bisa terserap ke dunia industri. Selain tentunya juga sebagian diantaranya mampu berwirausaha.

“Salah satu yang dilakukan pihak sekolah adalah bagaimana kita menyediakan alat praktek yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Jadi alat-alat menyesuaikan kemajuan di dunia industri, dan anak mudah terserap di sana. Kita juga membekali siswa dengan praktek serta bermitra dengan banyak perusahaan,” katanya.

SMK Negeri 1 Kota Bekasi sendiri merupakan sekolah yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan SMK (PSMK) sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional untuk seluruh kompetensi keahlian yang ada di dalamnya sejak tahun 2008. Terletak di Jalan Bintara VIII No. 2, Bintara, Bekasi Barat, saat ini SMK Negeri 1 Kota Bekasi sudah menjadi sekolah model bagi SMK lainnya yang ada di Kota Bekasi.

Sekolah memiliki kompetensi keahlian (jurusan-red) Teknik Permesinan,Teknik Pengelasan,Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Rekayasa Perangkat Lunak, Multimedia, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Akutansi serta Tata Busana. Sekolah ini juga telah berstatus BLUD.

Usai mendengar penjelasan pihak sekolah dilanjutkan dengan melihat bengkel praktek para siswa.

Sementara Raharjo M.Pd mengatakan, stigma lulusan SMK sebagai penyumbang pengangguran terbesar harus dijawab dengan bagaimana SMK justru mengurangi pengangguran.

“Lulusan SMK harus bisa turut mengentaskan kemiskinan, tidak menyumbang pengangguran. Hal yang bisa dilakukan adalah peningkatan kompetensi agar siswa SMK bisa diserap di bursa kerja dengan baik,” katanya.

Termasuk peran BKK harus dimaksimalkan,karena BKK inilah yang tugasnya memasarkan lulusan ke Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)

Untuk itulah kenapa kemudian mereka membentuk Forkom BKK dengan dilandasi pemikiran selama ini pihak sekolah belum maksimal menempatkan anak anak didiknya.

“Kita membentuk komunitas dan senantiasa berhubungan satu sama lain dan bermitra dengan Disnaketrans Bantul. Sehingga informasi kaitan lowongan pekerjaan bisa tersampaikan ke semua BKK yang ada di Bantul,” katanya.

Usai dari SMK Negeri 1 Kota Bekasi kunjungan dilanjutkan ke SMK Binakarya Mandiri (BKM) di Rawalumbu. Ini merupakan sekolah swasta favorit dengan jumlah murid mencapai 5.073 siswa.

“Kita ada 8 jurusan dan berdiri tahun 2005,” kaya Kepala Sekolah Drs Muhammad Nurhadi.

Di sekolah ini memiliki kelas alat berat. Bahkan sudah ada perusahaan tambang yang menempatkan tempat pelatihan alat beratnya di SMK BKM untuk training calon pekerjanya.

“Jadi mereka yang akan bekerja di perusahaan tambang tadi melakukan pelatihan atau training 2 bulan di sini dan mereka mendapat uang saku. Peserta dari mana-mana,karena sekolah kami memang terbuka untuk umum,” katanya..

Demikian juga dikatakan pengelola BKK, Kanen S Ridwan. Menurutnya pihak sekolah memang membuka diri kepada masyarakat umum dan sekolah lain untuk pelatihan atau mengikuti seleksi bekerja di perusahaan melalui SMK BKM.

“Karena memang permintaan untuk tenaga kerja sering tidak bisa kami penuhi kuotanya. Kemudian kami informasikan ke sekolah-sekolah lain termasuk provinsi di luar Jawa Barat sehingga bisa seleksi kerja di sini,”katanya.

Kuncinya,kata Kanen pihak BKK jangan malu memasarkan lukusan. Juga jangan “PHP” tapi bukti nyata terkait kualitas lulusan.Misal lulusan punya daya juang tinggi dan disiplin. Maka sejak bersekolah siswa sudah ditempa sikap tersebut selain keterampilan sesuai kompetensinya. (*)

 

.