Bela Negara Tidak Harus dengan Kekuatan Fisik
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Tugas bela negara saat ini telah berkembang dengan makin kompleksnya tantangan yang dihadapi. Meski saat ini bela negara tidak perlu dilakukan dengan kekuatan fisik dan senjata, namun justru semakin beragam sesuai dengan profesi masing-masing.
Menurut Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, bela negara tidak terbatas dilakukan oleh aparat negara saja, namun juga harus dilakukan bersama oleh segenap elemen bangsa dan negara.
“Bela negara merupakan wadah peran dan kontribusi segenap komponen masyarakat, termasuk dunia usaha, dunia pendidikan, media, pelajar, pemuda, tokoh agama harus memberikan sumbangsih kepada negara melebihi panggilan tugas yang menjadi tanggung jawabnya,” katanya saat upacara peringatan Hari Bela Negara ke-71 di lapangan Pemkab Sleman, Kamis (19/12/2019).
Menurutnya, setiap profesi memiliki peran dalam bela negara. Setiap warga negara, apapun profesinya, memiliki kewajiban untuk membela negara dengan caranya masing-masing. “Sebagai Aparatur Sipil Negara, upaya bela Negara menjadi hal yang tidak terpisahkan dari rutinitas kita,” ujarnya.
Hari Bela Negara tahun ini mengambil tema “Bela Negara untuk Kemakmuran Rakyat“. Berkait dengan tema tersebut, Sri Muslimatun mengingatkan kembali tentang sumpah ASN untuk melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab serta mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan pribadi, seseorang atau golongan.
Selain Hari Bela Negara, pada upacara tersebut juga sekaligus memperingati Hari Nusantara dengan tema “Nusantaraku Berdaulat, Indonesiaku Maju”dan Hari Ibu ke 91 dengan tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”.
Selepas upacara, Sri Muslimatun menyerahkan trophy kejuaraan Tim Penanggulangan Kemiskinan (TPK) Award tingkat kecamatan, desa dan padukuhan. Juara umum TPK Award tahun 2019 diraih Kecamatan Berbah. (eru)