Bekas TPA Sampah Jadi Pasar, Gratis Tanpa Retribusi

Bekas TPA Sampah Jadi Pasar, Gratis Tanpa Retribusi

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Joho Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten sudah satu tahun ini menjadi pasar. Tercatat ada sekitar 25 kios dan los berdiri di kawasan itu dengan swadaya pedagang sendiri.

Kios itu seluruhnya semi permanen. Meski banyak kios sudah berdiri namun dalam perjalanannya banyak juga yang tutup. Padahal pada awal dibangun saat pandemi Covid-19 tahun 2020, pedagang begitu semangat.

Saat ini hanya ada sekitar belasan pedagang saja yang rutin setiap hari berjualan dengan beragam dagangan seperti makanan, minuman, sayur-sayuran.

Padmo, satu di antara sekian pedagang itu saat ditemui di sela-sela berjualan sayur-sayuran dan bumbu di kiosnya, merasa bersyukur selalu saja ada warga yang belanja di pasar itu.

“Dulu di sekitar sini tempat sampah. Tapi sudah setahun ini kami pakai berjualan. Setiap hari kami berjualan dari pagi sampai siang bahkan sore hari,” kata warga Desa Joho itu kepada koranbernas.id, Jumat (4/6/2021).

Barang-barang dagangannya itu dibeli di Pasar Prambanan pakai sepeda motor yang sudah dilengkapi bronjong.

Pedagang lainnya menceritakan sejak awal berjualan hingga saat ini tidak pernah ada pungutan retribusi. Jadi mereka berjualan di kawasan itu gratis karena atas inisiatif sendiri.

Di tempat terpisah, Kepala Desa Joho, Yulis Tanto,  menyatakan benar warganya berjualan di bekas TPA Joho atas inisiatif sendiri. Bahkan kios untuk tempat berjualan juga dibangun swadaya.

“Desa tidak terima apapun dari pedagang. Sebab pedagang berjualan di sana juga inisiatif mereka sendiri dan swadaya sendiri,” kata Yulis Tanto.

Selalu pemangku wilayah dirinya mengapresiasi semangat warga meratakan dan menata sisi timur kawasan itu untuk mendirikan kios. Berbeda ketika sebelum ada kios, kawasan itu kumuh, kotor, bau dan tempat berkembang biak lalat.

“Dulu begitu TPA ditutup dan ditinggal begitu saja, tempatnya kotor dan lalat di mana-mana. Kalau hujan, sampah plastik kelihatan semua. Sekarang sudah lumayan karena pedagang sudah merapikan dan menata untuk tempat berjualan,” ujarnya.

Yulis Tanto mengakui tidak mudah membangun sebuah pasar. Perlu pemikiran dan perencanaan yang matang. Ke depan dirinya berencana pasar yang dibangun secara swadaya oleh pedagang itu jika sudah efektif beroperasi atau hidup, ada sinergi antara pemerintah desa dengan dinas terkait untuk mengurus atau mengelola pasar itu.

Harapannya pasar menjadi lebih baik lagi dan didukung kelengkapan sarana dan prasarananya.

Bekas TPA Joho merupakan tanah milik Pemkab Klaten yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) sebagai TPA. Beberapa tahun lalu TPA tersebut ditutup dan sampah dibuang ke TPA Troketon Kecamatan Pedan. (*)