Bandara Baru Peluang bagi Pariwisata Bantul Barat

Bandara Baru Peluang bagi Pariwisata Bantul Barat

KORANBERNAS.ID -- Beroperasinya bandara baru Yogyakarta International Airport (YIA) harus disikapi sangat serius oleh Kabupaten Bantul.

Keberadaan bandara di wilayah Temon Kulonprogo tersebut diyakini mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, S Sos, mengatakan hal itu saat melepas 40 orang peserta famtrip di Kantor Dinas Pariwisata Kompleks Perkantoran Manding, Kamis (19/9/2019).

Kegiatan yang berlangsung pagi hingga sore itu diikuti  peserta dari unsur Asita yang bergerak di bidang  travel agent dengan sasaran wisatawan asing, Forum Pariwisata Indonesia (Fosipa) yang menyasar wisatawan domestik termasuk pelajar.

Kemudian, Perhimpunan Hotel  dan Restoran Indonesia (PHRI), Wanita Pariwisata  Indonesia (Wipi), Asosiasi Pelaku Wisata Indonesia dan Himpunan Pemandu Indonesia (HPI).

Menurut Kwintarto saat ini Dinas Pariwisata Bantul bersama pihak terkait terus melakukan penataan, bersolek dan melakukan pembenahan serta menggarap banyak destinasi baru guna menangkap peluang arus kunjungan yang diperkirakan meningkat.

Kasie Analisis Pasar dan Kerja Sama, Ch Issri Putranti mengatakan famtrip kali ini menyasar wilayah Bantul barat meliputi Kecamatan Sedayu.

Di sana terdapat obyek wisata Museum Memorial HM Soeharto di Desa Argomulyo tempat kelahiran Presiden ke-2 RI dan kebun buah langka di desa tersebut.

Di Kecamatan Pajangan peserta mengunjungi Desa Wisata Kampung Santa (Dewi Kamsa) Guwosari  sekaligus menikmati kuliner khas ingkung ayam, dilanjutkan mengunjungi tempat bersejarah Goa Selarong tempat Pangeran Diponegoro menyusun strategi melawan Belanda.

“Sebenarnya obyek sangat banyak tapi karena keterbatasan waktu maka kita  ambil sampel empat lokasi,” kata Tanti.

Obyek tersebut diharapkan lebih dikenal lagi oleh para pelaku pariwisata sehingga semakin banyak wisatawan berkunjung. “Kawasan Bantul Barat siap menyambut beroperasinya bandara baru,” katanya.

Camat Sedayu, Sarjiman SIP, didampingi Kepala Museum Soeharto, Gatot Nugroho dan Lurah Argomulyo, Bambang Sarwono SSi saat menerima rombongan famtrip mengatakan, Kecamatan Sedayu memiliki banyak potensi wisata layak dikunjungi.

Selain museum HM Soeharto juga terdapat kebun buah langka, Praon Cawan, Nggirli, wisata tubing susur sungai pakai ban maupun potensi wisata air lainnya.

Mangga, silakan mengunjungi Sedayu. Kami bersama masyarakat Sedayu siap menyambut kedatangan wisatawan,” katanya.

Perwakilan pengelola kebun buah langka, Azrina, mengatakan kebun itu secara resmi dibuka tahun 2017. Pemiliknya Ardi Nurgroho Bonaventura seorang kolektor tanaman langka.

Di tempat itu terdapat setidaknya 300 jenis tanaman buah langka dari dalam negeri dan luar negeri.

Di antaranya Sawo Meksiko yang bernama latin mamey sapote. Buah ini pada usia 9 bulan sudah matang dengan berat hingga 2,5 kg - 3 kg.

Ada pula anggur Brazil atau jaboticaba, mangga kelapa atau mangifera indica dengan ukuran 2-3 kilogram. Kemudian,  Sunkist Variegata, sawo hitam atau black sappote  yakni sawo dengan kulit hijau dalamnya cokelat rasanya manis seperti puding cokelat.

Buah ini berasal dari Amerika latin. Sedangkan jeruk nagami dari Jepang. "Ada juga anggur laut dari Asia Tenggara. Kalau berbuah boleh dinikmati pengunjung yang datang," kata Azrina. (sol)