Anak Penjual Bakso Asal Bantul, Ikut Kibarkan Bendera Pusaka di Istana Negara

Anak Penjual Bakso Asal Bantul, Ikut Kibarkan Bendera Pusaka di Istana Negara

KORANBERNAS.ID -- Sumiasih tak pernah menduga, Muhammad Ma'ruf putranya terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara Jakarta pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74.

Di tingkat sekolah, siswa kelahiran 7 April 2002 itu harus bersaing dengan sembilan siswanya. Lolos di sekolah, Maruf maju seleksi ke tingkat kabupaten bersama tiga siswa dari sekolah lain di Bantul.

Dari seleksi tersebut, Ma'ruf ikut seleksi di provinsi untuk maju ke nasional. Di tingkat provinsi, bersama dengan satu siswi dari SMAN 8 Yogyakarta, Galuh Kumala Hapsari (16) akhirnya terpilih ke tingkat nasional dan diterbangkan ke Jakarta untuk mengikuti latihan pada 25 Juli 2019 lalu. Siswa kelas XI SMK 1 Sanden ini diakui Sumiasih sebagai anak yang gigih dan gemar berolahraga.

"Renang dan berlari adalah kegemaran Ma'ruf sejak kecil, bahkan saat puasa pun tiap sore dia lari-lari," tutur Sumiasih saat ditemui di Kampung Juron RT 19, Kelurahan Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Rabu (14/8/2019).

Wanita yang kesehariannya berjualan bakso di teras rumahnya itu melanjutkan, Ma'ruf anaknya bukanlah siswa yang mencolok dibidang akademis. Sejak Sekolah Menengah Pertama pun nilai sekolah Ma'ruf tergolong biasa-biasa saja.

Meski demikian lanjut Sumiasih, Ma'ruf sejak kecil bercita-cita ingin menjadi Taruna Akademi Angkatan Laut. "Kami sebagai orang tuanya tentu hanya bisa memberikan dukungan. besar harapan kami terpilihnya ma'ruf sebagai anggota paskibraka di tahun ini bisa membukakan jalan menuju cita-citanya," imbuhnya.

Dengan penghasilan yang tak menentu dari berjualan bakso, tak banyak yang bisa dilakukan Sumiasih untuk mendukung cita-cita Ma'ruf.

"Wong radue ki isane mung ndedungo," lanjut Sumiasih.

Bersama Samsuhadi suaminya, Sumiasih akan berangkat ke Jakarta untuk menghadiri Upacara Peringatan Kemerdekaan di Istana Negara pada 17 Agustus 2019 besok. Keberkahan lain yang tak pernah terbayang bagi pasangan suami istri ini, bisa ke Ibukota dan naik pesawat terbang.

"Sejak kecil pingin naik pesawat, eh saiki klakon ditumpakke pesawat gratis merga anak e," ceritanya kepada koranbernas.id dengan sumringah.

Harapan Sumiasih bisa bertemu berbincang dan dengan Ma'ruf saat di jakarta, sudah lebih dua pekan semenjak Ma'ruf masuk karantina mereka tidak pernah berkomunikasi.

Dua stel kebaya telah dia persiapkan untuk menghadiri upacara pengibaran dan penurunan bendera pusaka di Istana Negara. Begitupun Samsulhadi suaminya, disela-sela kesibukannya sebagai sopir, Samsul juga harus menyiapkan segala keperluan administrasi tiket pesawat yang membawa mereka bersama beberapa pejabat dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY.(yve)