Rudiantara Kagumi Aubade Universitas Gajah Mada
KORANBERNAS.ID -- Ribuan anggota paduan suara ramaikan Aubade Pancasila di UGM. Sebanyak 1.211 orang dari 37 grup paduan suara dari berbagai sekolah dan komunitas di Yogyakarta turut memeriahkan aubade Pancasila yang berlangsung Rabu (14/8/2019) sore di Halaman Balairung UGM.
Perayaan aubade digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia turut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X.
Dalam aubade Pancasila tersebut kelompok paduan suara yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, serta paduan suara sejumlah instansi tersebut bersama-sama menyanyikan lagu-lagu perjuangan, seperti Indonesia Jaya, Sorak-sorak Bergembira, dan Bangun Pemudi Pemuda.
Kelompok paduan suara yang terlibat dalam acara ini antara lain SD BOPKRI Gondolayu, SD Keputran 1, SDN Tegal Panggung, SD Kanisus Wates, SMPN 10 Yogyakarta, SMPN 14 Yogyakarta, SMP Muhammadiyah 9, SMPN 1 Yogyakarta, SMAN11 Yogyakarta, SMK 1 Depok, serta Taman Madya Ibu Pawiyatan.
Selain itu, juga PSM Universitas Terbuka, PSM Universitas Sarjanawiyata, PS Gelora Bahana Patria, PS Adiswara Gadjah Mada, PS RSUP Dr. Sardjito, Klub Sariswara, Art For Children Taman Budaya dan 11 UPT Kemendikbud Yogyakarta.
Menkominfo Rudiantara ditemui selepas memberikan orasinya menyampaikan kekagumannya atas aubade yang diselenggarakan Pusat Studi Pancasila dan Paduan Suara Gelora Bahana Patria.
"Sudah jarang kita melihat aubade seperti ini, kecuali di istana negara tiap 17 Agustus, tapi di daerah-daerah apalagi kota-kota besar sudah jarang. aubade seperti ini bagus untuk membangkitkan semangat kemerdekaan, terutama kepada generasi muda. dengan aubade seperti ini, anak muda jadi bisa merasakan kemerdekaan republik Indonesia," paparnya.
Sebelumnya dalam orasi Rudiantara banyak mengajak generasi muda untuk lebih bijak menggunakan teknologi.
"Hal-hal yang positif terjadi akibat digital, namun demikian mempunyai sisi-sisi yang negatif terutama yang berkaitan dengan berita bohong bahkan sampai kepada yang bersifat mengadu domba sering terjadi," paparnya.
"Sebetulnya hal itu terjadi bukan karena kita telah memasuki era digital, bahkan jauh sejak zaman rasul dan sejak zaman nabi Isa meninggal, ada juga yang namanya hoax. namun bukan berarti kita boleh menerima bahwa hoax itu harus ada," lanjutnya.
Jangan biarkan jempol kita lebih cepat daripada pikiran kita, lanjut Rudiantara. Kecenderungannya di dunia nyata orang tidak berani berbuat sesuatu yang mencemarkan nama baik seseorang. tapi di dunia maya orang cenderung lebih berani mencemarkan nama baik orang lain. karena tidak ada koridornya, tidak ada yang membatasi orang di dunia maya.
"Di dunia maya orang cenderung menjadi "Tuhan" di atas ponselnya, apapun yang dia pikirkan akan dituangkan, tanpa memikirkan akibatnya," tutupnya.
Sementara itu Rektor UGM, Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng.,D.Eng., menyampaikan pelaksanaan aubade menjadi salah satu cara untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan Pancasila kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda. Melalui kegiatan ini UGM mengajak masyarakat luas untuk bernyanyi bersama dan mengumandangkan lagu-lagu perjuangan.
Panut berharap dengan kegiatan aubade dan Kongres Pancasila yang akan digelar Kamis (15/8/2019) semangat nasionalisme dapat terus dan semakin bergelora dan digaungkan ke seluruh pelosok negeri. Dia juga berpesan pada masyarakat untuk tidak ragu membagikan semangat nasionalisme melalui berbagai media sosial dan me-repost materi-materi publikasi dari aubade dan Kongres Pancasila dari berbagai media sosial resmi UGM.
“Bersama-sama kita sebarkan kebenaran dan kebaikan serta perangi berita-berita bohong yang melemahkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,”pungkasnya. (yve)