Asmara dan Pengkhianatan Membuat Jiwa Tergoncang

Asmara dan Pengkhianatan Membuat Jiwa Tergoncang

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Wajah ceria dari penghuni Panti Efata di Gang Cendana 5, Babadan Baru, Jalan Kaliurang KM 7 langsung menyambut kedatangan rombongan Forum Komunikasi Ormas dan Relawan (FKOR) DIY, saat menggelar Bhakti Sosial (Bhaksos), Sabtu (18/4/2020). Mereka adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). .

Ketika rombongan FKOR tiba, mereka nampak berkerumun di balik pintu besi panti, untuk melihat kegiatan bhaksos berupa penyemprotan disinfektan, guna mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

Rombongan juga menyerahkan bantuan sembako,sabun serta uang santunan yang diserahkan pembinanya Sutrajaya atau akrab disapa Mbah Joyo. Bantuan diterima pengelola panti Adi Salitonga dan istrinya Ida Salitonga, disaksikan Ketua FKOR Waljito dan anggota.

Selama kegiatan, sapaan dari anggota FKOR juga dibalas para penghuni panti dengan ceria.

“Mereka senang kalau ada tamu yang datang. Karena bisa melihat wajah-wajah baru. Selama ini kan mereka hanya melihat kami-kami ini,”kata Ida.

Saat ini,lanjut Ida, ada 25 orang yang menghuni panti tersebut. Jika dihitung sejak awal ngopeni tahun 2001, sudah ada 100 orang yang menghuni panti. Sebagian sembuh dan ada sebagian yang meninggal.

Selama di panti, selain diberi terapi dan obat bagi yang memang harus minum obat, mereka juga diajarkan kasih sayang kepada sesama. Pelatihan diberikan, lantaran diawal-awal pasien baru datang, kadangkala masih ada yang berantem dengan sesamanya.

“Tapi sekarang nyaris tidak ada lagi. Bahkan mereka sudah mampu mandiri, termasuk mandi atau membersihkan diri. Jika ada ODGJ baru, penghuni lama langsung menyambut. Bahkan ada yang membantu memandikan dan ikut membersihkan,” katanya.

Ida mengatakan, penghuni panti ini, kebanyakan diambil atau diangkat dari kehidupan jalanan.

Sebelum terjun merawat ODGJ, Ida sendiri, sebenarnya adalah mahasiswi sekretaris yang kemudian diterima bekerja di sebuah perusahaan besar. Namun panggilan jiwalah, yang membuat dia memilih merangkul para ODGJ tersebut, yang memang sudah dilakukan sejak dirinya masih kuliah.

Ida mengaku banyak pengalaman selama mendampingi ODGJ. Menurut Ida, banyak ODGJ yang mengalami tekanan dan goncangan jiwa, karena persoalan asmara dan pengkhianatan. Namun mirisnya,mereka yang tertekan itu tidak diterima keluarganya sehingga terlunta-lunta di jalanan.

Semantera Adi Salitonga mengatakan, panti itu khusus untuk merawat mereka yang mengalami gangguan jiwa.

“Saya berterimakasih atas bantuan yang diberikan semoga Tuhan yang membalas ,” kata pria asal Kalimantan Barat tersebut.

Adi mengakui, dukungan dan simpati terus mengalir terhadap kiprahnya selama ini. Donatur juga berdatangan, sehingga cukup meringankan.

Sementara Mbah Joyo mengatakan, bantuan tersebut dimaksudkan untuk meringankan beban sesama yang membutuhkan. Juga bentuk empati dan kasih sayang kepada sesama serta upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Sangat mulia apa yang dilakukan pengelola panti. Karena memang kita harus saling mengasihi sebagai sesama umat manusia,” kata pemilik usaha jamu khusus ayam aduan merek “Mbah Joyo” yang beralamat di Tamanan, Banguntapan Bantul tersebut. (SM)