Hingga Juni Terjadi 85 Kasus Kekerasan pada Perempuan dan Anak di Bantul

Penanganan kasus itu bekerja sama dengan berbagai pihak.

Hingga Juni Terjadi 85 Kasus Kekerasan pada Perempuan dan Anak di Bantul
Kepala DP3P2KB Kabupaten Bantul, Ninik Istitarini.  (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL --  Selama tahun 2025 sejak Januari hingga pertengahan Juni terjadi 85 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Bantul yang berada di bawah naungan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) Kabupaten Bantul.

“Hingga saat ini jumlah kasus ada 85 yang dilaporkan dengan dominasi adalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan korban anak. Setelah itu KDRT pada istri,” kata Ninik Istitarini MPH, Kepala Dinas DP3P2KB Bantul, Jumat (20/6/2026).

Penanganan kasus itu bekerja sama dengan  berbagai pihak di antaranya Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Bantul dengan ketua M Zainul Zain SAg dan kini telah memiliki 120 anggota yang tersebar di 75 kalurahan se-Kabupaten Bantul.

Selain itu, juga koordinasi dengan pihak kepolisian ketika kasus ini diproses secara hukum. Ataupun pihak rumah sakit jika memang membutuhkan perawatan.

Rumah Aman

“Ketika korban ini merasa dirinya tertekan, depresi ataupun mengalami gangguan mental, bisa tinggal di rumah Aman yang kita miliki yang berada di kompleks UPTD PPA. Di rumah Aman juga dilakukan pendampingan mental spiritual dan ada psikolognya," kata Ninik.

Selain itu, bagi masyarakat yang mengalami permasalahan keluarga bisa melakukan konsultasi ke Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang ada di lingkup UPTD PPA.

Mengingat jumlah psikolog hanya satu orang, ketika  ada yang konsultasi lebih dari satu orang, maka membutuhkan waktu. Selain datang ke Puspaga, bisa juga melalui hotline 081215444872.

“Silakan bisa dimanfaatkan layanan Puspaga dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi rumah tangga,”katanya. Ninik mengaku prihatin dengan kasus bunuh diri di Bantul yang cukup banyak. (*)