Antrean Panjang Banpres, Warga Lalai Protokol Kesehatan

Antrean Panjang Banpres, Warga Lalai Protokol Kesehatan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Sejumlah kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Yogyakarta diserbu masyarakat yang hendak mengurus pencairan Bantuan Presiden (Banpres) Produktif yang ditujukan bagi Usaha Kecil Mikro dan Menengah atau UMKM. Antrean panjang ini sudah tampak sejak Senin (19/10/2020) lalu dan kurang mengindahkan protokol kesehatan (prokes).

Dari pantauan koranbernas.id banyak warga yang lalai menerapkan protokol kesehatan, seperti keharusan mengenakan masker atau menjaga jarak.

Fajar Tri Nugraha, warga Minomartani Kabupaten Sleman menuturkan, dirinya mengantre sebanyak dua kali. Di hari pertama, ia melengkapi persyaratan administrasi untuk proses pembukaan rekening banpres sebesar Rp 2,4 juta. Sedangkan di hari kedua, dirinya kembali mengantre untuk menerima rekening baru.

“Kemarin saya menyerahkan fotokopi KTP. Cuma antrenya panjang. Kemarin dari pagi sejak pukul 07:30 dan baru selesai pukul 09:30 WIB,” katanya, Kamis (22/10/2020) siang.

Pria yang memiliki warung makan di Jalan Gabus Minomartani ini mengaku sulit menjaga jarak ketika di dalam bank. Mengurus proses administrasi banpres di Bank BRI Cabang Pembantu Jalan Monjali yang berukuran sempit, dirinya harus menunggu di luar kantor sebelum mendapat panggilan customer service dan teller.

“Terpaksa mengantre di luar begini dengan yang lainnya. Di dalam tidak cukup, di luar juga banyak yang mengantre,” sebutnya.

Antrean panjang juga dirasakan Ilham, warga Jalan Kaliurang km 10 yang kesehariannya bekerja sebagai pengemudi ojek online dan juga membuka warung makan.

Ilham harus mengantre sejak pagi untuk pengurusan rekening baru yang akan menampung dana banpres.

“Saya sudah daftar beberapa waktu lalu, dan kemudian mengecek di e-form BRI. Kalau ada namanya di situ baru kita mengurus ke bank,” tutur dia.

Dirinya menyebutkan, sebelumnya telah mengurus persyaratan yang dibutuhkan untuk mendapatkan bantuan. Namun diakuinya, tak semua warga yang memiliki usaha mendapatkan.

“Memang ada yang tidak dapat Mas. Saya baru mendaftar belakangan ini,” kata Ilham.

Bantuan langsung ini, awalnya berakhir pada September dan menyasar sembilan juta UMKM. Namun, pemerintah memperpanjang masa penerimaan bantuan dengan menargetkan tiga juta UMKM baru penerima bantuan hingga akhir tahun ini. (*)