Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina Ungkap Alasan Petani Tak Berminat Asuransi

Rendahnya kesadaran petani berasuransi karena tak ingin berpikiran gagal.

Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina Ungkap Alasan Petani Tak Berminat Asuransi
Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Para petani di Kabupaten Purworejo sangat awam dengan penggunaan asuransi pertanian, akibatnya banyak risiko yang diterima oleh petani seperti gagal panen akibat banjir, kekeringan, hama.

Bahkan di kabupaten Purworejo penggunaan asuransi pertanian belum ada lima persen dari subsidi pemerintah seluas 950 ribu hektar. Untuk itu, Vita Ervina Anggota Komisi IV DPR RI, mensosialisasikan pentingnya asuransi pertanian.

"Asuransi  pertanian merupakan jaminan kalau ada musibah seperti banjir, hama atau kekeringan," ungkap Vita pada Pembukaan Bimbingan Teknis, Manfaat KUR dan Asuransi Pertanian serta sosialisasi perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, Senin (24/7/2023), di Hotel Plaza.

Menurut dia, rendahnya kesadaran petani berasuransi karena tak ingin berpikiran gagal dalam bertani. "Petani tidak berminat terhadap asuransi karena mereka beranggapan ikut asuransi berpikir untuk gagal. Padahal asuransi itu mengurangi risiko kerugian, kita perlu memberikan pemahaman arti penting asuransi untuk pertanian," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.

Peserta Bimbingan Teknis Manfaat KUR dan Asuransi Pertanian. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Dia berharap dengan bimtek tersebut petani bisa meningkat kesadaran berasuransi untuk melindungi hasil pertanian.

Tampak hadir Direktur Perlindungan dan Perluasan Lahan Ditjen PSP, Dede  Sulaeman, Dinas ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo, Jasindo Yogyakarta, BRI Cabang Purworejo.

Peserta Bimtek terdiri dari ketua kelompok tani di Kecamatan Kutoarjo, Kecamatan Banyuurip serta Kecamatan Bayan.

Dede Sulaeman mengatakan capaian asuransi pertanian secara nasional tidak sesuai target, dengan kata lain peminatnya masih rendah.

"Agar minat petani untuk asuransi pertanian meningkat perlu komunikasi pemahaman pentingnya asuransi. Harus dihilangkan stigma, ikut asuransi berharap pertanian gagal, padahal asuransi untuk melindungi jika terjadi kegagalan," jelas Dede.

Pada kesempatan tersebut pihaknya berterima kasih telah dibantu oleh Vita Ervina yang membangun komunikasi dengan petani.

"Pemerintah memberikan subsidi kepada petani sebesar 80 persen dari premi asuransi dan petani hanya membayar 20 persen. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan subsidi 20 persen, dan Pemkab Purworejo termasuk Kabupaten yang mendapatkan subsidi tersebut," jelas dia.

Dede menambahkan Pemprov memberikan  mensubsidi 20 persen untuk 950 ribu hektar, sehingga masyarakat Kabupaten Purworejo tidak ditarik biaya asuransi pertanian.

"Pemerintah pusat dan pemerintah Jateng memberikan subsudi gratis asuransi pertanian. Mari kita kejar bersama agar petani bersedia berasuransi untuk melindungi lahannya," kata Dede.

Kabid Prasarana dan Penyuluhan Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo, Ari Sulistyani, menambahkan saat ini di Kabupaten Purworejo baru terdapat 27 ribu hektar pertanian yang diasuransikan.

Petani yang sudah mendaftarkan sebanyak 133 hektar, jumlah besar di Kecamatan Grabag, Kecamatan Butuh dan Kecamatan Purwodadi untuk daerah yang sering mengalami banjir dan kekeringan.

"Klaim asuransi dihitung per satu hektar sebesar Rp 6 juta adapun preminya sebesar Rp 180 ribu, mendapat subsidi pemerintah pusat 80 persen dan petani cukup membayar 20 persen (Rp 36 ribu) per hektar. Namun berhubung Kabupaten Purworejo termasuk mendapatkan subsidi dari pemerintah provinsi sebesar 20 persen otomatis petani gratis menerima asuransi," kata Ari.

Dia berujar rendahnya minat petani berasuransi salah satu alasan karena terlambatnya Mou (nota kerja sama) antara Asuransi Jasindo dan pemerintah. "Umur asuransi hanya selama masa panen tiga bulan, terhitung saat padi berusia maksimal sepuluh hari," jelasnya. (*)