Anggota DPR RI Diberondong Pertanyaan Seputar BPJS Kesehatan

Jika ada yang merasa kerepotan dengan pelayanan BPJS Kesehatan, hubungi saya.

Anggota DPR RI Diberondong Pertanyaan Seputar BPJS Kesehatan
Anggota DPR RI H Sukamto SH bersama istri Ny Hj Suharni, menjawab pertanyaan seputar BPJS Kesehatan. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Bagi kebanyakan warga, bertemu wakil rakyat, apalagi yang bertugas di pusat, merupakan kesempatan langka. Wajar apabila memperoleh momentum seperti itu warga lantas menyuarakan aspirasi mereka.

Dari baragam aspirasi, pertanyaan seputar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan rupanya masih mendominasi. Ini terlihat tatkala berlangsung kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat, Sabtu (25/5/2024), di Balai Kalurahan Srimartani Piyungan Bantul.

Usai menerima penjelasan dari Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Yogyakarta, Bagus Heri Purnomo, mengenai ruang lingkup pengawasan obat, makanan, jamu, suplemen dan kosmetik, giliran anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH, yang salah satunya membidangi kesehatan, diberondong pertanyaan oleh peserta.

Pertanyaan itu rata-rata menyinggung BPJS Kesehatan di antaranya soal pembatasan waktu berobat maupun obat.

“Biaya dan obat BPJS Kesehatan tidak dibatasi. Jika ada yang merasa kerepotan dengan pelayanan BPJS Kesehatan, hubungi saya,” tegas Sukamto.

Membantu masyarakat 

Sebagai wujud komitmennya ingin membantu masyarakat, anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu langsung memberikan nomor handphone-nya untuk dicatat oleh seluruh peserta kegiatan itu.

Tujuannya apabila ada yang mengalami kendala layanan kesehatan mereka tidak perlu sungkan-sungkan menghubungi dirinya. 

Sukamto mencontohkan, belum lama ada seorang warga Condongcatur Sleman merasa kesulitan. Malam itu juga, kata Sukamto, dirinya langsung menelepon dirut rumah sakit tempat warga itu berobat sehingga bisa memperoleh pelayanan menggunakan BPJS Kesehatan.

Sukamto menjelaskan, layanan BPJS Kesehatan tidak ada pembatasan. Contoh, klinik miliknya yaitu Klinik Utama Dialisis Damai Sejahtera di Jalan Damai Ngaglik Sleman, terus melayani pasien cuci darah. “Rata-rata ada 50 orang setiap hari cuci darah di klinik saya,” ungkapnya.

Menurut dia, layanan cuci darah yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan tidak hanya sekali saja. “Rata-rata seminggu dua kali. Kalau punya BPJS kesehatan biayanya dijamin,” kata Sukamto.

Melindungi masyarakat

Suami dari Ny Hj Suharni itu meminta semua warga masyarakat agar memiliki kartu BPJS Kesehatan. Program pemerintah tersebut sangat penting dalam rangka melindungi kesehatan masyarakat.

Kesehatan harus dijaga. Apabila menderita sakit mahal biayanya. “Hebatnya kayak apa, cantiknya kayak apa, gantengnya kayak apa, kalau sudah terkena sakit tidak ada artinya apa-apa,” tandasnya.

Pada bagian lain menjawab pertanyaan seputar dinamika politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sleman 27 November 2024, Sukamto yang oleh DPP PKB diplot sebagai calon bupati Sleman itu meminta masyarakat senantiasa guyub rukun.

Pensiuan Polri yang dikenal memiliki dukungan kuat dari kalangan arus bawah itu menyatakan pilihan boleh berbeda namun demikian tidak boleh ada percekcokan.

Seandainya dipercaya memimpin Kabupaten Sleman, Sukamto berkomitmen pada 2025 siap memberikan insentif bulanan kepada Ketua RT dan Ketua RW sama dengan yang diterima oleh pamong kalurahan. (*)