Anggota DPR RI Sukamto Ajak Masyarakat Melindungi Keluarga dari Stunting

Para ibu hamil agar senantiasa menjaga kesehatan dirinya maupun janin yang dikandungnya.

Anggota DPR RI Sukamto Ajak Masyarakat Melindungi Keluarga dari Stunting
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, memberikan pengarahan pada kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja, Sabtu (3/8/2024), di Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Stunting bukanlah penyakit namun dampaknya sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Itu sebabnya, anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, tak henti-hentinya mengajak masyarakat DIY khususnya di wilayah Kabupaten Sleman untuk melindungi keluarganya dari stunting.

“Stunting bisa dicegah asalkan belum melewati 1.000 Hari Pertama Kehidupan,” ujarnya saat memberikan pengarahan pada kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja, Sabtu (3/8/2024), di Balai Aspirasi Masyarakat Jalan Kaliurang Kapanewon Mlati Sleman.

Melalui kegiatan yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu, anggota legislatif pusat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan betapa susahnya orang tua jika ada anggota keluarganya mengalami stunting.

Disebutkan, stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun. Inilah yang menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, balita stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya.

Inspektur Wilayah II BKKBN RI, Victor Hasiolan Siburian, memberikan kenang-kenangan untuk peserta kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Stunting dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan otak dan fisik balita sehingga cenderung membuat balita sulit mencapai prestasinya kelak saat tumbuh dewasa.

“Balita stunting rentan terhadap penyakit, saat dewasa lebih mudah mengalami penyakit jantung, diabetes dan lainnya,” ungkap Sukamto kepada wartawan di sela-sela acara.

Di hadapan ratusan peserta KIE serta tamu undangan, suami dari Ny Hj Suharni Sukamto itu juga berpesan kepada kaum wanita terutama para ibu hamil agar senantiasa menjaga kesehatan dirinya maupun janin yang dikandungnya.

Caranya adalah, ibu hamil harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Selain itu, juga wajib periksa kondisi kehamilannya atau kontrol rutin minimal empat kali selama masa kehamilan. Pemeriksaan bisa dilakukan di bidan atau Puskemas terdekat. Yang terpenting, kata Sukamto, suami harus ikut mendampingi.

Sesi foto bersama narasumber, tamu undangan dan peserta Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Selaku wakil rakyat sekaligus sebagai bentuk dukungannya mempercepat penurunan angka stunting, Sukamto membagikan biskuit khusus untuk ibu-ibu hamil. Selain itu, dia juga memberikan bonus kartu belanja bagi peserta terutama dari kalangan kader kesehatan maupun tim pendamping keluarga.

Hadir pula dalam kesempatan itu Inspektur Wilayah II BKKBN RI, Victor Hasiolan Siburian, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi DIY Muhammad Iqbal Apriansyah serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB)  Wildan Solichin.

Ketiganya selaku narasumber mengupas seputar persoalan stunting di antaranya akibat kekurangan gizi sebagai dampak dari pola asuh yang tidak tepat sehingga asupan gizi yang diterima balita kurang terpenuhi. (*)