Fogging Bukan Langkah Efektif Penanganan DBD

Fogging Bukan Langkah Efektif Penanganan DBD

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang wilayah Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. Dua orang warga, satu diantaranya Kepala Desa Agus Yuliantoro, menjadi korban hingga harus dirawat inap beberapa hari di rumah sakit.

Setelah dirawat beberapa hari dan berangsur pulih, Agus dipulangkan dan sudah masuk kerja pada Senin (27/1/2020). "Enam hari saya di rumah sakit karena DB. Ini saja masih terasa lemas sekali," katanya saat ditemui di Balai Desa Sajen.

Menurut Agus, Desa Sajen memang dikenal endemis DB karena hampir setiap tahun selalu ada kejadian. Selain dirinya, masih ada seorang warga usia SMP lainnya ikut terserang.

Biasanya, ujar Agus, ketika ada warga yang dirawat inap di rumah sakit akibat DB, pihak rumah sakit juga menginformasikannya kepada Dinas Kesehatan untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan mengadakan fogging di lingkungan pasien.

Ditemui terpisah, Kepala Puskesmas Trucuk dr Yulius Sukarjo mengatakan pihaknya telah melakukan fogging di Desa Sajen. Sebab karakteristik nyamuk aedes aegepty tidak akan bisa migrasi ke tempat yang jauh.

"Hari ini tadi sudah dilakukan fogging di lingkungan pasien. Sampai sekarang petugas juga belum kembali," terangnya.

Sebenarnya, lanjut Yulius, fogging bukan langkah paling efektif untuk memberantas penyakit DB. Sebaliknya yang efektif yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Karenanya dia menghimbau warga untuk selalu proaktif menjaga kebersihan lingkungan melalui PSN. Apalagi cuaca saat ini telah memasuki musim hujan

"Yang paling efektif justru PSN, bukan fogging. Fogging sifatnya hanya sementara dan justru bisa berdampak negatif untuk ternak," ujarnya. (eru)