Agrowisata Pagilaran Butuh Pembenahan

Banyak fasilitas wisata yang rusak.

Agrowisata Pagilaran Butuh Pembenahan
Kondisi terkini Agrowisata Pagilaran yang membutuhkan revitalisasi. (prasetiyo/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BATANG -- Agrowisata Pagilaran di Desa Keteleng Kecamatan Blado Kabupaten Batang kini butuh pembenahan dan perhatian serius dari berbagai pihak. Ini karena agrowisata itu saat ini kurang terawat dengan baik.

Dimulai adanya pandemi Covid-19 hingga saat ini berdampak pada jumlah wisatawan yang terus menurun  bila dibandingkan sebelum pandemi.

Kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah pedagang di kompleks agrowisata Pagilaran karena penghasilan mereka juga ikut menurun.

Melihat kondisi tersebut Tim Penelitian Fundamental Unsoed, yang dipimpin oleh Pakar pemberdayaan Dr Adhi Iman Sulaiman SIP M Si Jumat-Minggu (28-30/7/2023), mengadakan kajian terhadap agrowisata Pagilaran di Kabupaten Batang dan agrowisata Gunungsari di Kopeng Kabupaten Semarang.

Kolam renang di kompleks agrowisata Pagilaran yang membutuhkan perawatan. (prasetiyo/koranbernas.id)

Dalam kajian itu, dibantu mahasiswa S1 dan S2 Unsoed, dilakukan observasi, penyebaran angket dan wawancara kepada 40 responden, terdiri warga setempat, pedagang, wisatawan dan pengelola.

Setelah dilakukan pengamatan di lapangan, didapati kondisi agrowisata Pagilaran kini membutuhkan revitalisasi kembali.

Banyak fasilitas wisata yang rusak, di antaranya kolam renang yang penuh berisi sampah, sling baja flying fox yang putus, rumah pohon yang sudah rapuh dan arena permainan anak, seperti ayunan dan jungkat jungkit  yang rusak. Bahkan, kini kondisinya gersang, karena sejak dua pekan lalu ada penebangan puluhan pohon pinus berusia tua.

"Untuk membangkitkan agrowisata Pagilaran, kini mendesak butuh pembenahan dan perhatian khusus dari berbagai pihak, pemilik lahan, Pemerintah Kabupaten Batang, swasta maupun  warga masyarakat setempat,"  ujar Adhi Iman Sulaiman ketika ditemui koranbernas.id di agrowisata Pagilaran, Minggu (30/7/2023).

Ketua PPAP, Waluyo, menunjukkan sling baja flying fox yang rusak dan tidak berfungsi lagi. (prasetiyo/koranbernas.id)

Agrowisata andalan Kabupaten Batang ini, dulu, menawarkan pemandangan kebun teh yang sejuk, panorama pegunungan yang menawan, dan banyak fasilitas wisata yang bisa menghibur pengunjung.

Adhi Iman menegaskan, saat ini pihaknya sedang melakukan riset yang dibiayai oleh Kemendikbud Ristek, terhadap lima agrowisata di Jateng.

Yakni, Agrowisata Kaligua di Brebes, Tambi di Wonosobo, agrowisata Gunungsari di Kopeng, Embung Cangkring di Kebumen dan agrowisata Pagilaran di Batang.

"Kami melakukan kajian melalui pendekatan Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis komunitas. Dari riset ini ini kami ingin mengkonstruksi keterlibatan masyarakat dalam pengembangan agrowisata," ujarnya.

Tim Penelitian Fundamental (TPF) Unsoed saat berada di Agrowisata Pagilaran. (istimewa)

Pengembangan agrowisata yang ideal, lanjutnya, adanya kolaborasi dan sinergi dalam strategi revitalisasi pengembangan agrowisata melalui pemberdayaan masyarakat antara pemerintah desa dan daerah, swasta, akademisi dan media," saran Adhi Iman.

Program pemberdayaan masyarakat, ujar Adhi Iman, idealnya didesain dan dilaksanakan secara partisipatif tentang pelestarian lingkungan, seni budaya lokal, sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat. (*)