Ada Sejarah Panjang di Balik Nikmatnya Bakpia Kukus Tugu Jogja Matcha Jepang Kemasan Doraemon

Peluncuran produk ini menandai perayaan 40 tahun sister province Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kyoto Jepang yang telah terjalin sejak tahun 1985.

Ada Sejarah Panjang di Balik Nikmatnya Bakpia Kukus Tugu Jogja Matcha Jepang Kemasan Doraemon
Peluncuran Bakpia Kukus Tugu Jogja varian Matcha Jepang, Minggu (26/1/2024), di Store Resmi Bakpia Kukus Tugu Jogja Gondomanan Jalan Mayor Suryotomo No 25 Kota Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Ada Sejarah Panjang di Balik Nikmatnya Bakpia Kukus Tugu Jogja Matcha Jepang Kemasan Doraemon

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Satu lagi kuliner ikonik Yogyakarta begitu muncul dan langsung memperoleh sambutan penuh antusiasme dari publik maupun wisatawan. Inilah produk inovasi terbaru Bakpia Kukus Tugu Jogja Varian Matcha Jepang dengan kemasan Doraemon.

Produk yang memiliki cita rasa nikmat dan diluncurkan, Minggu (26/1/2024), di Store Resmi Bakpia Kukus Tugu Jogja Gondomanan Jalan Mayor Suryotomo No 25 Kota Yogyakarta itu, ternyata memiliki sejarah yang panjang.

Ini karena produk tersebut tidak semata-mata meluncur di pasaran melainkan di baliknya ada sejarah panjang hubungan antara Provinsi DIY dengan Kyoto Jepang.

“Produk ini memadukan kelembutan khas bakpia kukus dengan cita rasa otentik matcha yang berasal dari Kyoto Jepang dan dikenal sebagai salah satu matcha terbaik di dunia,” ungkap Nanang Siswanto, Marketing Director Bakpia Kukus Tugu Jogja, saat konferensi pers Launching Bakpia Matcha Jepang.

Rasa yang unik

Menurut Nanang, varian Matcha Jepang itu selain memiliki rasa yang unik juga punya cerita yang lebih dalam. “Peluncuran produk ini sekaligus menandai perayaan 40 tahun hubungan sister province antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kyoto Jepang yang telah terjalin sejak tahun 1985,” ungkapnya.

Dia menyatakan, kolaborasi ini menjadi simbol persahabatan yang harmonis antara dua wilayah yang kaya budaya. Kyoto dan Yogyakarta memiliki sejarah dan budaya yang sama serta masing-masing pernah menjadi ibukota negara.

Artinya, peluncuran Bakpia Kukus Tugu Jogja varian Matcha juga semakin istimewa dengan kolaborasi bersama karakter ikonik Doraemon yang menghiasi kemasan produk Bakpia Kukus Tugu Jogja dengan ikonnya Mas Blangkon.

Doraemon yang menjadi simbol nostalgia dan kegembiraan lintas generasi, menurut dia, dipilih untuk memberikan sentuhan unik sekaligus memperkuat nuansa Jepang dalam produk ini.

Tampilan kemasan

Tokoh kartun legendaris itu tidak hanya mempercantik tampilan kemasan tetapi juga mengajak konsumen merasakan kehangatan cerita dan budaya yang menghubungkan Yogyakarta dengan Kyoto.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan pengalaman yang tidak terlupakan bagi para pecinta kuliner dan penggemar Doraemon di Indonesia,” kata Nanang.

Tak heran varian Matcha langsung terjual ratusan boks tatkala hari pertama soft launching pada Sabtu 18 Januari 2025 di Store Resmi Bakpia Kukus Tugu Jogja Gondomanan.

Nanang Siswanto, menyampaikan varian ini mencerminkan semangat brand untuk terus bereksperimen dengan inovasi tanpa melupakan nilai lokal. Kerja sama itu pun terjalin secara resmi dan sesuai dengan peraturan, disertai pula penghormatan terhadap HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).

Tetap relevan

“Sebagai brand lokal, kami percaya bahwa inovasi adalah kunci untuk tetap relevan. Dengan varian Matcha Jepang, kami ingin menunjukkan bahwa kolaborasi budaya dapat menciptakan sesuatu yang unik dan bermakna, tidak hanya dari segi rasa tetapi juga nilai cerita di baliknya,” jelasnya.

Produk ini, lanjut dia, adalah wujud apresiasi terhadap hubungan budaya yang kuat antara Yogyakarta dan Kyoto. Keunikan produk tersebut semakin diperkuat dengan kemasan eksklusif bergambar Doraemon, karakter legendaris Jepang yang disukai lintas generasi.

“Kami memilih Doraemon karena simbol yang membawa kebahagiaan dan kedekatan bagi banyak orang. Harapannya karakter Doraemon bisa menjadikan varian ini tidak hanya menarik dari segi rasa tetapi juga visual,” tambahnya.

Mewakili Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY Cahyo Widayat saat menjadi narasumber diskusi antara lain menyampaikan pentingnya hubungan sister province yang telah lama terjalin sebagai fondasi dari kolaborasi budaya.

Seni dan tradisi

Menurut dia, Yogyakarta dan Kyoto telah menjalin hubungan sister province sejak 1985 dan selama 40 tahun ini banyak belajar satu sama lain, baik dalam seni, tradisi maupun filosofi hidup.

Baginya, Bakpia Kukus Tugu Jogja varian Matcha Jepang adalah salah satu contoh bagaimana hubungan ini bisa menginspirasi inovasi di berbagai sektor termasuk kuliner.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi diharapkan Bakpia Kukus Tugu Jogja varian Matcha Jepang terus memperkuat posisinya sebagai merek lokal yang membawa nilai budaya sekaligus inovasi modern.

“Ke depan, kolaborasi yang inovatif ini juga bisa menjadi langkah awal dari berbagai kolaborasi lintas budaya lainnya di masa mendatang,” tambahnya.

Kerja sama tertua

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DPMPTSP DIY, Agus Priono, menyatakan kerja sama Yogyakarta dan Kyoto merupakan tertua dan senantiasa langgeng hingga sekarang.

Bahkan, tahun lalu Kaisar Jepang dalam lawatannya ke Indonesia juga bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Lantas, apa manfaat 40 tahun kerja sama itu.

“Sangat banyak. Kita ingat gempa 2006 dan erupsi Merapi 2010, Jepang memberikan banyak bantuan termasuk bantuan pembangunan sabo dam. Di bidang pertanian dan pariwisata, Jepang mengirimkan ahli-ahlinya. Alhamdulillah. Ini semakin menguatkan kembali kerja sama DIY dan Kyoto Jepang,” ungkapnya.

Manfaat lainnya, wisatawan dari Jepang semakin lebih mengenal Yogyakarta. Ditambah lagi dengan adanya peluncuran produk baru Bakpia Kukus Tugu Jogja Matcha Jepang semakin menunjukkan kerja sama itu terbukti berdampak positif bagi perekonomian.

Sebagai fasilitator

Ke depan, Gubernur DIY akan membicarakan berdirinya lembaga Kebudayaan Jepang di Yogyakarta. “Kerja sama antara pemerintah penting tetapi yang lebih penting adalah pelaku budaya, Pendidikan, budaya, ekonomi. Kami pemerintah hanya sebagai fasilitator,” ungkap Agus Priono.

Baik Nanang Siswanto, Cahyo Widayat maupun Agus Priono sepakat peluncuran produk istimewa Bakpia Kukus Tugu Jogja varian Matcha Jepang mampu mengukuhkan Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata dan Kota Budaya sekaligus menjawab tantangan ke depan mempertahankan kerja sama di antara kedua negara.

Harapannya pula, kerja sama dengan luar negeri bisa bermuara pada peningkatan sektor ekonomi sesuai dengan prinsip-prinsip kerja sama luar negeri yaitu tourism, trade, investment and culture atau TTIC. (*)