Melalui Digitalisasi, Kadin Asuh UMKM agar “Go International”

Melalui Digitalisasi, Kadin Asuh UMKM agar “Go International”
Arsjad Rasjid. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, JAKARTA--Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, mengungkapkan pentingnya peningkatan daya saing produk dan jasa Indonesia di pasar global, terutama melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Upaya tersebut dapat dilakukan melalui inisiatif pengembangan teknologi dan digitalisasi dalam mendukung.

Dia menjelaskan, Kadin selama ini telah mendorong adopsi “Industri 4.0” dan transformasi digital. “Hal itu memberikan dampak positif bagi perdagangan Indonesia,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam acara “Young on Top” di Jakarta, beberapa hari lalu.

Mengutip laporan Google Temasek, Arsjad mengungkapkan, bahwa nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$130 miliar pada tahun 2025. Angka ini tumbuh pesat dari US$77 miliar pada tahun 2022.

Karena itulah, katanya, Kadin dan pemerintah memiliki fokus yang sama dalam merespons peluang tersebut. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berjumlah sekitar 64 juta usaha, akan didorong masuk dunia digital. “Ini penting, karena kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai sekitar 61,5%,” tegasnya.

Selain itu, alasan fokus pada UMKM karena daya serapnya terhadap tenaga kerja sangat besar, yakni mencapai 117 juta orang atau 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Bahkan di saat ekonomi sedang beradaptasi pada 2022 setelah lepas dari krisis akibat pandemi Covid-19, UMKM justru yang menjadi penopang ekonomi nasional, karena rendahnya ketergantungan terhadap permintaan global.

Dengan pertimbangan itu, lanjutnya, Kadin yang dia pimpin mendukung para pelaku usaha agar dapat bersaing di pasar global. Upaya yang telah dilakukan, antara lain membantu peningkatan kualitas produk dan jasa. Terkait dengan hal ini, Kadin memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku usaha, terutama yang mikro dan kecil untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa mereka.

“Kegiatannya dijalankan melalui program “Kemitraan Inclusive Closeloop” bagi petani dan atau pengusaha kecil di daerah agar dapat naik kelas,” ungkapnya.

Insiatif lain yang direalisasikan adalah peningkatan akses pasar. Kadin, katanya, membantu para pelaku usaha mendapatkan akses ke pasar global, baik melalui kerja sama dengan perusahaan lain di luar negeri maupun melalui pameran dan promosi. Selain itu, Kadin juga memiliki program “wiki-wirausaha” yang salah satu layanannya adalah “wiki ekspor” membantu usaha kecil dan menengah melakukan ekspor ke negara Jepang dan ASEAN.

Untuk mendukung peningkatan daya saing UMKM, ungkap Arsjad, Kadin memberikan informasi tentang peraturan perdagangan, teknologi baru, dan tren pasar, melalui layanan “Kadin Business Service Desk”. Bahkan Kadin bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, agar dapat mendukung para pelaku usaha dalam bersaing di pasar global.

“Insiatif tersebut dilakukan melalui Kadin for Naker dan pengembangan sistem edukasi vokasi di Indonesia,” ujarnya.

Saat ini, Kadin berhasil mengirim ribuan lulusan universitas di Indonesia siap kerja untuk dapat melakukan internship di luar negeri terutama Eropa.

Kendati demikian, Arsjad juga mengakui adanya tiga persoalan utama yang menyebabkan UMKM sulit naik kelas. Pertama, banyak yang belum memanfaatkan teknologi digital secara optimal, terutama dalam pemasaran dan akses pasar.

Kedua, rendahnya angka formalisasi badan usaha. Akibatnya, membuat UMKM susah mendapatkan akses pembiayaan atau modal usaha. “Setidaknya ada sekitar 74% UMKM belum mendapatkan akses pembiayaan sehingga mereka sulit meningkatkan skala produksi,” katanya.

Persoalan ketiga, rendahnya kualitas dan kapabilitas SDM. Hal ini membuat banyak pelaku UMKM yang masih sulit melakukan pemasaran, kurang inovatif, sulit mengurus perizinan, dan belum bisa mengelola laporan keuangan dengan baik.

Tentu Kadin tidak tinggal diam dengan masalah ini. “Selain yang telah saya ungkapkan tadi, ada juga Solutions Via Kadin Initiatives,” katanya.

Rinciannya, papar Arsjad, Kadin Indonesia mendorong UMKM mengadopsi Industri 4.0 dan transformasi digital. Kadin juga telah memiliki “Kadin Tech Hub”, yang menghubungkan wirausaha dengan solution provider di bidang teknologi. Ini untuk membantu UMKM bertransisi ke era digitalisasi. Selain itu ada Wikiwirausaha, yakni digital one-stop shop untuk mentorship, market dan money.

Bahkan di tingkat ASEAN, Kadin telah bekerja sama dengan sejumlah pihak dalam mendukung UMKM. Misalnya, bekerja sama dengan Japan External Trade Organization (JETRO), yakni badan organisasi terkait pemerintah Jepang yang bekerja untuk mempromosikan hubungan perdagangan dan investasi antara Jepang dengan negara-negara lain. (*)