Wamenkumham Menaruh Perhatian Terpidana Mati Kasus Narkoba
KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) RI, Edward Omar Sharif Hiariej menaruh perhatian khusus terhadap terpidana mati kasus penyelundupan narkoba, Mary Jane Veloso. Hal ini terungkap dalam kunjungan kerjanya, Kamis (17/2/2022) siang, di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Yogyakarta di Wonosari, Gunungkidul.
Sebagaimana diungkapkan Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Ade Agustina, Wamenkumham secara khusus berbicara dengan wanita asal Filipina, Mary Jane Veloso.
"Tadi beliau sempat wawancara dengan MJ, itu termasuk bagian dari kunjungan beliau," kata Ade Agustina.
Mary Jane diketahui sebagai terpidana mati kasus penyelundupan narkoba. Meski demikian, hingga kini belum ada kepastian hukumnya, terutama dalam hal eksekusi hukuman tersebut.
Ade menilai pertemuan antara Mary Jane dengan Wamenkumham bisa memberikan harapan terkait kepastian hukumnya. Apalagi menurutnya, aktor utama dari jaringan penyelundupan narkoba itu kabarnya sudah diamankan.
"Ada info, Mary Jane juga berpeluang jadi saksi dalam persidangan," ungkapnya.
Menurut Ade, upaya keringanan hukum terhadap wanita asal Filipina tersebut sudah dilakukan lewat grasi dan peninjauan kembali (PK). Namun keduanya ditolak. Ia berharap Mary Jane mendapat angin segar dengan adanya kunjungan Wamenkumham. Apalagi menurutnya, Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej sempat memuji bakat Mary Jane yang dinilainya luar biasa.
"Tadi beliau meminta Mary Jane bersabar dan soal kepastian hukumnya akan dibicarakan lebih lanjut," ujar Ade.
Dalam kunjungannya ini Edward menilai bahwa LPP Kelas IIB Yogyakarta sangat layak menjadi percontohan bagi lapas lainnya di Indonesia. "Saya kira lapas ini bisa jadi rujukan yang baik untuk lapas lain," katanya pada wartawan.
Menurut Edward, kelayakan tersebut terlihat dari pelayanan yang diberikan pihak lapas. Ia menilai LPP Kelas IIB Yogyakarta memiliki pelayanan yang manusiawi. Kondisi lapas juga terbilang bersih dan tidak kelebihan kapasitas. Ditambah dengan sikap petugas yang menurutnya profesional dan ramah pada warga binaan di sana.
"Saya lihat tadi warga binaan di sini enjoy menjalani masa tahanannya dengan berbagai kegiatan bermanfaat," kata Edward.
Meski demikian, ia tetap berharap LPP Kelas IIB meningkatkan pelayanannya menjadi lebih baik. Termasuk memastikan pengamanan standar yang ada juga berjalan sesuai ketentuan. Edward menyinggung kejadian masuknya barang kiriman berisi paket sabu yang ditujukan pada salah satu warga binaan LPP Kelas IIB. Menurutnya, potensi pelanggaran yang ada sudah dicegah dengan baik.
Kepala LPP Kelas IIB Yogyakarta Ade Agustina menyatakan respon beliau terkait kelayakan sebagai percontohan menjadi tugasnya ke depan. Terutama terus membenahi pelayanan yang ada. (*)