Wujudkan Borobudur sebagai Destinasi Spiritual Tourism, InJourney Group Selenggarakan “Familiarization Trip Spiritual Borobudur”

Wujudkan Borobudur sebagai Destinasi Spiritual Tourism, InJourney Group Selenggarakan “Familiarization Trip Spiritual Borobudur”
Familiarization Trip (Famtrip) di Candi Borobudur. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, MAGELANG--Menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengenai pentingnya mengenalkan Spiritual Tourism di destinasi Candi Borobudur dan kawasan, maka Holding BUMN Pariwisata dan Pendukungnya, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney berkolaborasi dengan anak usahanya yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) dan PT Angkasa Pura I (AP1), menyelenggarakan kegiatan Familiarization Trip (Famtrip) di Candi Borobudur.

Hal ini dilakukan untuk menguatkan posisi Candi Borobudur sebagai Spiritual Destination khususnya bagi wisatawan mancanegara dengan segmentasi wisata minat khusus.

“InJourney hadir sebagai Holding BUMN pada sektor aviasi dan pariwisata pertama di Indonesia yang siap membawa keramahtamahan dan keragaman budaya Indonesia kepada dunia. InJourney menjadi nafas baru bagi industri pariwisata di Indonesia untuk mendorong kebangkitan industri pariwisata. Lebih lanjut, InJourney juga berperan menjadi wadah untuk berkolaborasi dan berintegrasi dalam misi pengembangan pariwisata Indonesia. Hal ini lah yang melandasi InJourney untuk memperkuat kolaborasi dengan anak usaha yakni TWC dan AP1, untuk menggaungkan ruh Spiritual Tourism Candi Borobudur ke mata dunia”, ujar Maya Watono, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney.

Maya menambahkan, bahwa dicanangkannya Candi Borobudur sebagai spiritual tourism destination, sejalan dengan komitmen InJourney dalam hal membangun destinasi Candi Borobudur yang inklusif, termasuk menjadi tempat beribadah bagi penganut agama Buddha. Dalam rencana induk Borobudur, Borobudur diprioritaskan untuk empat fungsi.

Pertama, konservasi karena keberlanjutan Borobudur sebagai cagar budaya sangat penting. Kedua, fungsi sebagai lokasi spiritual karena kita ingin mengembalikan Borobudur sebagaimana fungsinya sebagai tempat peribadatan sehingga ada soul-nya.

Dua fungsi berikutnya adalah edukasi dan pariwisata. Dengan fungsi pariwisata diharapkan memberikan dampak langsung kepada masyarakat sekitar. Ke depannya, Borobudur menjadi destinasi wisata spiritual yang dapat menampung lebih dari kunjungan 20 juta wisatawan domestik dan mancanegara.

TWC selaku pengelola destinasi Taman Wisata Candi Borobudur sangat antusias melaksanakan acara Famtrip berbasis Spiritual Tourism ini. Program ini tentunya menjadi pintu masuk baru untuk mendatangkan wisatawan ke destinasi pariwisata yang dikelola oleh TWC.

“Kegiatan Famtrip ini adalah upaya untuk mengenalkan dan mempromosikan Candi Borobudur sebagai Spiritual Destination kepada inbound tour operator, khususnya dari Thailand dan negara Asia berbasis Buddhist, komunitas Buddhist, spiritual leader, maupun spiritual enthusiast yang tumbuh pesat paska pandemi. Borobudur memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata pilgrim dunia, karena merupakan candi Buddha terbesar di dunia dengan nilai sejarah dan spiritual yang luar biasa. Nilai-nilai universal tentang kebajikan dan filosofi kehidupan yang terukir dalam relief dan arsitektur Candi Borobudur tidak hanya relevan untuk umat Buddha, namun juga untuk semua wisatawan yang mencari pengalaman spiritual sekaligus budaya. Kegiatan Famtrip ini diharapkan dapat membangun kerjasama yang berkelanjutan dengan inbound tour operator dalam mengembangkan paket pilgrim tour mancanegara, meningkatkan kunjungan wisatawan berbasis spiritual dan budaya, serta mendorong akselerasi pertumbuhan ekosistem pariwisata di Kawasan DPSP Borobudur secara luas,” kata Hetty Herawati, Direktur Pemasaran, Pelayanan dan Pengembangan TWC.

Hetty Herawati juga menuturkan bahwa kegiatan Famtrip ini merupakan salah satu wujud nyata tumbuhnya Spiritual Tourism di kawasan Candi Borobudur, menyusul event-event spiritual yang telah dilakukan termasuk Festival Purnama Waisak. Aktivitas keagamaan di destinasi TWC juga bagian dari program Quality and Sustainable Tourism karena memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini selaras dengan komitmen TWC dalam mengembangkan kawasan Candi Borobudur berbasis pada keseimbangan 4 pilar fungsi, yaitu Konservasi, Spiritual, Edukasi dan Pariwisata.

“Hingga tahun akhir 2023 ini direncanakan 10 kali Fam Trip, dengan Fam Trip pertama pada 8 - 11 Agustus 2023, di destinasi Candi Borobudur. Para peserta Famtrip terdiri oleh Bhante dari Thailand, inbound tour operator dari Thailand, dan tour operator dari Indonesia. Para peserta Famtrip disuguhkan rangkaian pengalaman spiritual, meditasi, pengalaman budaya serta kuliner khas daerah dalam kemasan story telling tematik,” ungkap Hetty Herawati.

Para peserta menikmati indahnya Candi Borobudur disinari matahari terbit dari atas bukit Dagi dan melakukan meditasi dengan view Candi Borobudur. Dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan doa, puja dan Pradaksina di bagian atas monumen Candi Borobudur, di mana peserta merasakan energi spiritual dan memandang keindahan lansekap Saujana Borobudur yang magis.

Dukungan Bandara Internasional Yogyakarta untuk konektivitas menuju destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Candi Borobudur Sedangkan AP1 selaku perusahaan pengelola Bandara Internasional Yogyakarta yang merupakan pintu gerbang udara utama menuju Candi Borobudur dan kawasan, menyatakan dukungannya dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

“Sebagai bagian dari ekosistem pariwisata, Bandara Internasional Yogyakarta memegang peranan yang krusial dalam konektivitas udara menuju kawasan Candi Borobudur yang merupakan salah satu dari Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). AP1 sebagai pengelola bandara mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan Famtrip di kawasan Candi Borobudur melalui penyediaan infrastruktur bandara dan pelayananan prima kepada para peserta kegiatan,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi.

“Bandara merupakan tempat pertama para peserta menginjakkan kakinya begitu tiba. Kami berkomitmen untuk memberikan first impression yang berkesan kepada para peserta Famtrip melalui berbagai bentuk layanan, di antaranya keramahtamahan pelayanan, serta suasana bandara yang memanjakan panca indra para peserta Famtrip,” lanjut Faik Fahmi.

Faik Fahmi berharap, kegiatan Famtrip ini dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya pengembangan ekosistem pariwisata di kawasan Candi Borobudur, serta menjadi katalisator dalam membuka peluang penambahan rute penerbangan internasional dan juga wisatawan mancanegara di Bandara Internasional Yogyakarta. (*)