WFH di Masa Pandemi Justru Munculkan Inovasi Bisnis
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Peraturan work from home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi membuat aktivitas kerja, belajar, dan beristirahat berpusat di rumah. Hal ini menimbulkan dampak psikologis berkepanjangan, yang membuat banyak orang merasakan kejenuhan, stres, hingga tidak mampu mengelola emosinya dengan baik.
Banyak orang kemudian mencoba berbagai macam hobi sebagai bentuk stress coping mechanism (mekanisme pengelolaan stres-red). Selain untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan, memiliki hobi secara psikologis juga dipercaya dapat menjaga kesehatan mental di masa pandemi.
Pilihan hobi seperti memasak, membuat kerajinan tangan, berkebun, bermain dengan hewan peliharaan, menjadi hal yang lebih sering dilakukan saat ini. Perusahaan perencanaan media dan marketing Comscore melakukan survei ke 10,000 konsumen di Amerika, dan menemukan 56% memasak lebih sering, dan 37% bermain dengan hewan peliharaan lebih lama dari sebelum pandemi.
Di Indonesia, hobi seperti bersepeda, mengoleksi tanaman hias, dan mendekorasi rumah kian diminati. Salah satu startup agri teknologi di Indonesia melaporkan adanya kenaikan pengguna sebesar 20.000 pengguna selama pandemi.
Saat pandemi memberikan tantangan ekonomi di sektor mikro dan makro. Hal sebaliknya justru dialami oleh bisnis produk berbasis hobi.
“Peluang yang hadir ini harus dimanfaatkan agar tidak hanya menjadi tren yang cepat berlalu,” ujar Head of Brand & Market Development Niagahhoster, Ayunda Zikrina, kemarin.
Menurut Ayunda, pemilik bisnis produk hobi harus merencanakan ulang strategi pemasaran dan penjangkauan pelanggan agar mendapatkan keuntungan dengan maksimal. Mereka juga perlu meninjau kembali keunikan produk dan kanal-kanal promosi yang digunakan.
“Pastikan melakukan proses promosi yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan dan tren orang di masa pandemi. Dengan begitu, bisnis Anda akan lebih dikenal orang,” ungkapnya.
Sementara Co-Founder Tanaman Mart, Ceppy Indra Bestari, mengungkapkan mengalami pertumbuhan sebesar 57% di masa pandemi hingga Oktober 2020. Selain karena tren hobi berkebun di tengah masyarakat urban, proses inovasi dan campaign produk yang cukup getol dilakukan oleh Tanaman Mart juga berpengaruh dalam mendorong pertumbuhan pendapatan.
“Peluang ini tidak boleh dilewatkan. Beberapa produk baru, seperti kelengkeng merah, pohon mangga lima jenis, kami promosikan khusus dan luncurkan selama pandemic,” ucap Ceppy.(*)