Warga Dusun Samberembe Kembangkan Wisata Pertanian

Warga Dusun Samberembe Kembangkan Wisata Pertanian

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Inovasi pertanian terus dikembangkan. Salah satunya adalah pertanian mina padi. Bahkan dengan sistem mina padi ini bisa menjadi wisata pertanian yang menarik. Mina padi adalah salah satu teknik yang menggabungkan pertanian dan perikanan sekaligus.

Teknik ini menarik, karena lahan padi ditempatkan pada kolam ikan. Bagi yang penasaran, lahan Mina Padi ini bisa dilihat langsung di Dusun Samberembe, Desa Candibinangun, Kecamatan Pakem, Sleman.

Di Dusun Samberembe bisa melihat lahan padi yang hijau terbentang cukup luas, berikut ikan-ikan Nila yang asyik berenang. Tak hanya itu, untuk menarik kunjungan, warga Samberembe juga menambahkan berbagai pernak-pernik, seperti kursi di tengah sawah untuk swafoto atau selfie. Sebab di Dusun Samberembe tersebut baru dikembangkan menjadi desa wisata pertanian.

Ketua Pertanian dan Perikanan Samberembe, Satriyanta, mengatakan ia bersama warga mulai mengembangkan dusunnya sebagai kampung wisata. "Kami akan mengembangkannya menjadi wisata teknologi pertanian," jelas pria yang akrab disapa Timbul, pekan lalu.

Niatan warga tersebut bukan tanpa alasan. Sebab Mina Padi bisa dikatakan menjadi ciri khas dari Samberembe. Dusun ini bahkan sudah dikunjungi oleh berbagai pejabat di bidang pertanian.

Selain itu, teknik Mina Padi yang diterapkan para petani Samberembe terbukti membawa hasil yang signifikan. Timbul menjelaskan, per bulannya tiap petani bisa mengantongi keuntungan hingga sebesar Rp 1 juta untuk luasan 100 meter persegi. Hasil padinya pun tergolong baik dan berkualitas.

Pendapatan petani juga bertambah dengan hasil dari ternak ikan. Menurut Timbul, dalam sekali panen petani bisa mendapatkan ikan seberat 4 hingga 5 kuintal. "Jadi penghasilannya didapat dari dua sumber sekaligus," tutur Timbul.

Sebagai pendukung pengembangan wisata dan studi pertanian, teknik Mina juga diterapkan pada jenis pangan lainnya. Saat ini, Timbul mengatakan teknik Mina sudah dikembangkan untuk cabai, timun, labu, hingga berbagai tanaman pangan lainnya. Total luas lahan yang ada saat ini sekitar 2 hektar.

Warga pun turut melengkapi fasilitas pendukung bagi wisatawan. Beberapa di antaranya adalah rumah makan hingga warung berkonsep angkringan. "Nantinya luas lahan pertanian akan kami tambah menjadi 4 hingga 5 hektar ke depannya," ujar Timbul.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Heru Saptono, memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan sistem Mina Padi lantaran sistem ini terbukti memberikan dampak positif bagi petani. "Biaya operasional lebih murah, tapi hasilnya bisa 2 kali lipat dari sistem konvensional," jelas Heru.

Menurut Heru, keuntungan petani bisa bertambah 200 hingga 300 persen. Selain itu, petani juga mendapat penghasilan tambahan dari panen ikan yang berada di lahan Mina Padi. Keunggulan lain dari Mina Padi adalah tanpa pupuk kimia. Sebab pupuk kimia beracun bagi ikan.

Pupuk alami pun lebih diutamakan, dengan harga yang lebih rendah. "Jadi bisa dikatakan sistem ini lebih ramah lingkungan juga," kata Heru. (eru)