Warga Desa Caturharjo Membuat 4.000 Jogangan

Warga Desa Caturharjo Membuat 4.000 Jogangan

KORANBERNS.ID, BANTUL – Pemerintah Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak, Bantul, mendeklarasikan pembuatan 4.000 jogangan dan Rumah Pilah Sampah (RPS). Gerakan ini dimaksudkan untuk mengatasi persoalan sampah, sekaligus memanfaatkan sampah oleh masyarakat.

Lurah Desa Caturharjo, H Budi Suryanto BA, kepada koranbernas.id, Selasa (14/01/2020), mengatakan pembuatan jogangan adalah mencontoh kebiasaan simbah dan sesepuh di masa lalu. Jika setiap rumah membuat jogangan dengan ukuran 1 meter persegi, maka persoalan sampah di Caturharjo akan banyak tertangani.

Peluncuran gerakan pembuatan 4.000 jogangan itu telah dilakukan pada Minggu (12/01/2020) lalu di Kambung KB Gumulan dan dihadiri dari pejabat Pemkab Bantul.

"Di desa lahan relatif masih luas dan hampir semua KK ada lahan yang bisa dibuat jogangan. Ini mudah, murah dan besar manfaatnya serta bagian dari kearifan lokal," kata Budi didampingi Ketua Paguyuban Dukuh (Pandu) Kabupaten Bantul, Sulistyo Atmodjo SH.

Dengan jumlah penduduk 12.061 jiwa dan 4.021 KK, Lurah Budi yakin progran tersebut bisa terlaksana baik di 14 pedukuhan serta 77 RT di desa tersebut. Nantinya, ketika jogangan sudah dibuat, akan dimanfaatkan untuk membuang sampah organik. Saat penuh, akan ditimbun dan akan berproses sehingga lahan menjadi subur karena humus.

"Jadi tanahnya ini mendapat 'makan' akan subur, pada saatnya ditanami juga hasilnya bagus dan masyarakat akan memetik hasilnya," katanya.

Gerakan ini akan terus berlanjut. Ketika sebuah jogangan penuh, agar segera dibuat yang baru. Selain menyuburkan lahan dan mampu menangani persoalan sampah. Gerakan pembuatan jogangan juga bisa untuk peresapan air di tengah pemukiman sehingga kebutuhan air akan terpenuhi.

Nantinya juga akan di dorong agar masyarakat Gilangharjo melakukan integrated farm atau pertanian terpadu. Selain bertanam di lahan yang subur, juga bisa membuat kolam ikan maupun peternakan seperti unggas, kambing dan sapi.

"Misal saya sendiri sudah mempraktikkan sampah rumah tangga bisa direndam di air pencuci beras. Setelah banyak, difermentasi menjadi pupuk. Sementara tulang ikan atau ayam digiling, bisa dibuat pakan ikan," katanya.

Sedangkan RPS dimanfaatkan untuk menampung sampah non-organik seperti kertas dan plastik. Yang bisa dijual akan dijual, atau bisa juga dilakukan daur ulang.

Sedangkan Sulistyo mengatakan apa yang dilakukan oleh Desa Caturharjo adalah contoh positif pengelolaan sampah. "Saya mendorong ini bisa dipraktikkan di semua pedukuhan yang ada di Bantul," katanya. (eru)