Warga Bugel Masih Harap-harap Cemas

Warga Bugel Masih Harap-harap Cemas

KORANBERNAS.ID—Kegiatan penjelasan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) dan reforma agraria menuju Salatiga Kota Lengkap Tahun 2020 di Ruang Kaloka Setda Kota Salatiga tampaknya tidak ada manfaatnya. Pasalnya, acara yang digelar Rabu (18/9/2019) itu, hingga kini tidak kunjung ada sosialisasinya kepada warga.

Padahal acara tersebut sudah berlangsung lima hari dan mengundang seluruh ketua RW, lurah dan camat se Kota Salatiga, Asisten Sekda Kota Salatiga, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kota Salatiga dan Kepala Kantor Agraria dan Tata Ruang (ATR)/BPN Kota Salatiga Sumanto.

Mengingat pentingnya acara tersebut, undangan ditandatangani langsung Sekda Kota Salatiga Fakruroji. Bagi undangan yang berhalangan hadir, diharapkan ada petugas yang mewakili dengan harapan kegiatan tersebut bisa disampaikan kepada warga di wilayah masing-masing.

“Silahkan setelah acara ini selesai, agar disampaikan kepada warga di wilayah masing-masing,” pinta Kepala Kantor ATR/BPN Sumanto di depan peserta yang hadir.

Karena program PTSL 2020 yang begitu singkat, dan sertifikat tanah ditargetkan bisa diserahkan kepada pemohon April 2020, maka ketua RW atau perwakilan masing-masing RW diminta segera menyosialisasikan hasil pertemuan itu.

Sayangnya, di wilayah RW 6 Kelurahan Bugel Kecamatan Sidorejo, sosialisasi kegiatan oleh petugas yang mewakili tidak kunjung dilaksanakan. Sebab tidak ada waktu dan kesempatan yang diberikan.

Ironisnya, perwakilan Kelurahan Bugel yang juga hadir pada acara tanggal 18 September itu tetap saja tidak memberikan sosialisasi kepada warga.

Tidaklah salah jika ada warga yang mempertanyakan ada apa di Kelurahan Bugel dan mengapa acara dari Pemkot Salatiga itu tidak juga disosialisasikan?. Atau mungkin ada kepentingan terselubung dengan sikap petugas Kelurahan Bugel?

Pertanyaan warga tersebut cukup masuk akal, karena belum ada sosialisasi kepada warga atas kegiatan di Pemkot Salatiga tanggal 18 September. Namun tiba-tiba pada Kamis (19/9/2019) malam, beberapa warga menggelar rapat diam-diam membentuk kepanitiaan.

Warga yang hadir dalam rapat mengatakan, pembentukan kepanitiaan atas saran Camat Sidorejo yang hadir saat ada turnamen volly di Lapangan RW 6.

Jika dirunut ke belakang, wilayah RW 6 Kelurahan Bugel Kecamatan Sidorejo memang sudah beberapa kali diusahakan untuk disertifikatkan. Sayangnya langkah warga sering kandas dan kerap jadi sasaran aksi penipuan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Diawali tahun 2006, dimana ada oknum mantan anggota dewan masuk ke wilayah RW 6, dan menawarkan bantuan bisa menguruskan sertifikat tanah warga. Saat itu, warga diminta menyerahkan ternak dan uang.

Warga yang tergiur dengan ucapannya, segera mengumpulkan uang. Uang yang kala itu terkumpul Rp 600 ribu dipegang oleh Margono (kini Ketua RT 1/RW 6).

Diam-diam uang itu diminta oleh salah seorang warga RT 2/RW 6 berinisial J (oknum PNS). Setelah uang itu diminta J dan sertifikat gagal, warga mendesak agar uang yang sudah dikumpulkan dikembalikan.

Proses penagihan terhadap J berkali-kali dilakukan, tapi gagal membuahkan hasil. Ketika warga meminta tolong kepada salah seorang warga untuk menagihkan, ternyata uang itu dikembalikan.

Setelah kejadian itu, peristiwa serupa terjadi hampir setiap tahun. Sayangnya ketika warga diimbau untuk tidak mudah percaya, tetap saja ada yang tertipu.

Pada tahun 2018, wilayah RW 6 kembali kedatangan orang luar kampung. Dia menawarkan bantuan untuk mensertifikatkan tanah yang ditempati warga. Namun hingga kini usahanya itu tidak juga berhasil, karena mengundang tanda tanya warga.

Namun baru-baru ini kata warga, ada oknum yang kembali masuk ke wilayah RW 6. Oknum yang tidak diketahui identitas itu, bermain di belakang layar. Dia berupaya meyakinkan warga, bahwa dirinya bisa mengurus sertifikat tanah yang ditempati warga sejak puluhan tahun lamanya.

Oknum tersebut tidak muncul ke permukaan karena menunjuk salah seorang warga sebagai koordinator yang bertugas menarik uang. Lagi-lagi ada juga warga yang kena tipu meski hanya beberapa orang saja. (SM)