Sejumlah Kelompok Kesenian Terima Bantuan Gamelan
KORANBERNAS.ID -- Pemkab Sleman menaruh perhatian besar terhadap kemajuan kebudayaan. Hal itu dibuktikan dengan penyerahan gamelan besi laras Pelog dan Slendro kepada Kelompok Masyarakat Kebudayaan Tahun 2019 di Gedung Kesenian Sleman, Minggu, (25/11/2019) malam.
Acara penyerahan gamelan dimeriahkan dengan penampilan tari Retno Asri dari sanggar Wijayakusuma, Ngemplak (salah satu penarinya Camat Ngemplak, Siti Wahyu Purwaningsih) dan tari Klana Topeng dari Sanggar Sekar Ngrayung Prambanan dan ditutup dengan pagelaran kethoprak lakon Kraman Tidar dari Forum Budaya Kecamatan Kalasan.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, HY Aji Wulantara, mengatakan penyerahan gamelan tersebut merupakan salah satu rangkaian upaya nyata Pemkab Sleman dalam mewujudkan masyarakat Sleman yang berbudaya, sesuai dengan amanat visi Bupati yaitu Terwujudnya Masyarakat Sleman yang Lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya dan Terintegrasikannya Sistem E-government Menuju Smart Regency pada Tahun 2021.
Penyerahan gamelan kepada kelompok masyarakat kebudayaan juga merupakan implementasi Pasal 44 UU No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yakni bahwa tugas pemerintah dalam upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia dilaksanakan melalui perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan.
Aji mengatakan, maksud dan tujuan penyerahan gamelan kepada kelompok masyarakat kebudayaan ini untuk memberikan motivasi kepada kelompok masyarakat kebudayaan melalui penyediaan sarana dan prasarana kebudayaan yang secara riil dibutuhkan oleh masyarakat. Sekaligus untuk meningkatkan kecintaan terhadap budaya sendiri di tengah-tengah peradaban dunia yang semakin kompleks dan kompetitif.
Selain itu juga memperkuat dan menumbuhkan dinamika positif aktivitas seni budaya di kalangan akar rumput dalam mewujudkan masyarakat Sleman yang berbudaya sekaligus memperkokoh Keistimewaan DIY.
Gamelan besi laras Pelog dan Slendro diberikan kepada 13 kelompok masyarakat kebudayaan berdasarkan pengajuan proposal tahun 2017. Mereka adalah Kelompok Masyarakat Seni Karawitan dan Pedhalangan Laras Budoyo Bandung Kulon, Tambakrejo, Tempel. Lalu, Kelompok Masyarakat Sanggar Pakari Budaya Badran Kidul, Sendangsari, Minggir. Kemudian, Kelompok Masyarakat Kethoprak Sentono Budoyo Mranggen Tegal, Sinduadi, Mlati. Serta Kelompok Masyarakat Karawitan Ngudi Budoyo Brayut Tanjung, RT 01, RW.23, Wukirsari, Cangkringan.
Selain itu, Kelompok Masyarakat Bregodo Poeroboyo Sribit, Sendangtirto, Berbah. Kelompok Masyarakat Seni Karawitan dan Kethoprak Lestari Budoyo Pogung Kidul, Sendangadi, Mlati. Kemudian, Kelompok Masyarakat Kesenian Madyo Ratri Tambakan RT 03 RW 11, Sindumartani, Ngemplak. Kelompok Masyarakat Sanggar Seni Sekar Ngrayung Candirejo, Bokoharjo, Prambanan. Kelompok masyarakat Sanggar Seni Wijaya Kusuma Karanganyar RT 01 RW 46, Wedomartani, Ngemplak.
Berikutnya, Kelompok Masyarakat Sanggar Karawitan dan Pendhalangan Madyo Laras Jarakan, Sendangrejo, Minggir. Kelompok Masyarakat Seni Tradisional Sekar Gadung, Bangunkerto, Turi. Kelompok Masyarakat Wayang Orang Krido Bekso Mudo Babadan, Wedomartani, Ngemplak. Serta Kelompok Masyarakat Kesenian Kethoprak Taruno Budoyo Tawangrejo, Purwobinangun, Pakem.
Bupati Sri Purnomo mengatakan upaya pengembangan seni budaya membutuhkan sinergi berkesinambungan dari pemerintah, swasta, masyarakat dan pelaku seni. "Saya meyakini bahwa seni budaya bukan hanya dipandang sebagai warisan, melainkan aset yang memiliki nilai yang bila terus dikembangkan memiliki nilai, baik bagi para pelaku seni maupun masyarakat penikmati seni itu sendiri," ujarnya.
Sri Purnomo menambahkan, perangkat gamelan yang diserahkan dapat meningkatkan minat dan bakat masyarakat dalam berkesenian. Terlebih sebagai bagian dari DIY, Sleman memiliki konsekuensi terhadap pelestarian dan pengembangan budaya.
Dengan bantuan seperangkat gamelan ini, Pemkab Sleman mengajak seluruh warga masyarakat untuk kembali mengeksplorasi, menghidupkan dan mengembangkan berbagai budaya Ngayogyokarto yang ada dalam kehidupan masyarakat. (eru)