Wapres Ma'ruf Amin Hadiri Prosesi Midodareni Dhaup Ageng di Puro Pakualaman 

Ma'ruf Amin hadir bersama sang istri untuk memberikan doa.

Wapres Ma'ruf Amin Hadiri Prosesi Midodareni Dhaup Ageng di Puro Pakualaman 
Wapres Ma'ruf Amin menghadiri prosesi Midodareni di Puro Pakualaman, Selasa (9/1/2024) malam. (dok. pakualaman)

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Wakil Presiden (wapres) Ma'ruf Amin bersama sang istri, Wury Ma'ruf Amin menghadiri prosesi Malam Midodareni Dhaup Ageng putera bungsu Adipati Pura Pakualaman KGPAA Paku Alam (PA) X, BPH Kusumo Kuntonugroho dan calon menantu, Laily Annisa Kusumastuti di Puro Pakualaman, Selasa (09/01/2024) malam. Wapres yang datang sekitar pukul 19.55 WIB disambut langsung oleh Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X dan permaisuri GKR Hemas serta orang tua calon penganten (caten) pria, KGPAA Paku Alam X dan sang permaisuri KGBRAA Paku Alam X serta calon penganten (caten) pria.

Rombongan Wapres berbincang dengan tuan rumah selama kurang lebih 30 menit. Wapres meninggalkan Puro Pakualaman sekitar pukul 20.30 WIB.

"Kehadiran wapres disini tentu saja untuk nyekseni (menyaksikan-red) [caten]. Pasti dengan doa semoga caten kelak bisa melangsungkan pernikahannya dengan selamat, lancar dan berumah tangga dengan baik," papar tim Pranatan Lampah-lampah Dhaup Ageng, Nyi Mas Tumenggung Sestrorukmi usai acara.

Sebelum Malam Midodareni, rangkaian prosesi dimulai dari upacara siraman yang terpisah untuk kedua calon mempelai, dilanjutkan dengan prosesi tantingan, midodareni, hingga tuguran.

Prosesi siraman diawali dengan penyampaian ubarampe siraman, termasuk toya Perwita Adi dari Maerokoco ke Ndalem Kepatihan Pura Pakualaman dan Parangkarsa. Sungkeman kepada orang tua calon pengantin menjadi bagian penting, sebagai bentuk pembersihan lahiriah dan batiniah.

"Upacara siraman ini sebagai bentuk pembersihan diri secara lahiriah dan batiniah bagi calon pengantin," kata Kanjeng Raden Nganten Tumenggung Retno Sumbogo, Tim Pranata Adat Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman.

Prosesi siraman calon mempelai putri dipimpin permaisuri Kadipaten Pakualaman, GKBRAA Paku Alam, dengan keterlibatan orang tua dan keluarga dekat. Siraman pengantin pria dilakukan di Bangsal Parangkarsa dengan keterlibatan BRAy. Indrokusumo dan Suryopadmonagoro.

Upacara siraman diakhiri dengan calon mempelai putri berwudhu, diikuti pecah klenthing yang dilakukan oleh GKBRAA Paku Alam, menandakan harapan akan kecantikan dan keberuntungan.

Prosesi Ngerik dilakukan sebelum siraman, mencukur sinom atau rambut halus di dekat dahi, diikuti dengan paes dan penataan rias.

Calon pengantin putri memakai kain batik motif Indra Widagda Jatmika, mengandung harapan akan ketenangan dan keharmonisan. Sementara itu, calon pengantin putra menjalani prosesi siraman di KD Gedhong Parangkarsa, melibatkan berbagai tokoh penting.

"Siraman berjumlah ganjil, diakhiri dengan berwudhu dan pecah klenthing, menjadi sarana pecah pamore BPH Kusumo Kuntonugroho," ujarnya.

Prosesi ini memperlihatkan kekayaan tradisi dan filosofi dalam persiapan pernikahan agung Kadipaten Pakualaman.(*)