Wamentan Panen Raya Padi di Bantul, Langsung Diserap Bulog
Kenapa dulu pupuk sering bermasalah? Karena aturannya melibatkan 13 kementerian, lebih dari 500 bupati dan puluhan gubernur.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono MM, melakukan panen raya di Bulak Kedon, Kalurahan Sumbermulyo Bambanglipuro Bantul, Jumat (21/3/2025).
Panen kali ini menggunakan combine harvester atau mesin pemanen padi. Wamentan naik mesin itu didampingi Wakil Bupati Bantul Aris Suharyanta, Wamentan.
Mesin tersebut selain bisa memotong padi juga merontokkan dan mengemas hasil panen menjadi Gabah Kering Panen (GKP) ke dalam karung. Selanjutnya, gabah petani itu langsung diserap oleh Bulog.
Acara itu dihadiri Heri Tri Widardo S Si M Sc dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Bambang Sujarwo MM, Gunawan SP M Si selaku Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, R Hermawan SP M Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (YoMa), drh Hendra Wibawa M Sc Ph D (Kepala Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta) dan Ninik Setyowati selaku Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Yogyakarta.
Panen raya padi di Bambanglipuro Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
“Kita akan panen raya bulan Maret dan April ini dan hasilnya diserap oleh Bulog dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Kita menggunakan mekanisasi sehingga lebih cepat dan hasil lebih maksimal,” kata Sudaryono.
Diharapkan ketika hasil panen melimpah dan pendapatan meningkat, para petani memprioritaskan pendidikan anak-anaknya.
“Terkait pupuk, alhamdulillah saat ini distribusinya sudah jauh lebih lancar. Dulu di awal-awal, Bapak Presiden sering menelepon langsung untuk menanyakan, “gimana pupuknya?” Kita semua melakukan pengecekan dan sekarang alur distribusinya sudah berjalan baik,” kata Sudaryono.
“Kenapa dulu pupuk sering bermasalah? Karena aturannya melibatkan hingga 13 kementerian, lebih dari 500 bupati dan puluhan gubernur. Ribet sekali tapi sekarang prosesnya disederhanakan. Tidak perlu lagi banyak paraf atau birokrasi yang berbelit. Cukup dengan SK dari Menteri Pertanian, lalu langsung ke produsen dan pabrik pupuk. Sejak tahun 2025, insyaAllah urusan pupuk akan lancar jaya,” lanjutnya.
Empat hal
Bagi petani yang penting adalah empat hal yakni benih, pupuk, irigasi dan harga jual saat panen. Saat ini benih dan pupuk sudah beres. Untuk irigasi, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp12 triliun.
Jika irigasi belum diperbaiki tahun ini, masih ada anggaran lagi tahun depan. Ini menunjukkan kepedulian Presiden terhadap pertanian sangat besar.
Ninik Seryowati mengatakan Bulog Kanwil Yogyakarta secara aktif melakukan penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) langsung dari petani, salah satunya dengan membentuk Tim Jemput Gabah.
Tim Jemput Gabah aktif menjalin koordinasi dan komunikasi dengan PPL dan Babinsa di setiap kecamatan guna mendapatkan informasi lokasi dan waktu panen.
Benar Rp 6.500
“Selain itu para petani/poktan/gapoktan juga bisa menghubungi posko-posko Bulog terdekat untuk menginfokan gabah yang akan dijual ke Bulog. Dengan sinergi ini diharapkan Bulog maksimal menyerap gabah petani sekaligus memastikan harga 6.500 per kilogram benar-benar diterima oleh para petani/poktan/gapoktan,” katanya.
Adapun realisasi pengadaan gabah/beras Kanwil Yogyakarta saat ini hingga 20 Maret 2025 sebesar 22 ribu ton setara beras.
Sedangkan Aris Suharyanta mengatakan Bantul memiliki visi mewujudkan Bantul yang maju, kuat, demokratis dan sejahtera dalam bingkai keber-agama-an dan budaya istimewa.
Menurut dia, pertanian merupakan salah satu sektor penting yang memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sekaligus sebagai lumbung pangan penopang kebutuhan bagi masyarakat di DIY.
Penghasil padi
“Bantul merupakan daerah penghasil padi yang mampu berproduksi sepanjang tahun. Luas baku sawah di Bantul mencapai 13.991 hektar. Produksi padi tahun 2024 mencapai 225.512 ton gabah kering pungut (GKP). Target luas tanam padi Kabupaten Bantul pada tahun 2025 ini sebesar 34.546 hektar,” kata Aris.
Demi mendukung sektor pertanian, salah satu program pembangunan Pemerintah Kabupaten Bantul adalah program pembebasan pajak bumi dan bangunan yang dikhususkan bagi lahan pertanian produktif. Hal ini bertujuan untuk melindungi dan menjaga lahan pertanian agar tidak beralih fungsi.
”Saat ini, Kabupaten Bantul sedang memasuki masa panen raya padi yang pertama. Untuk menjaga stok beras nasional, bersama dengan Perum Bulog, Kabupaten Bantul menargetkan serapan gabah kering panen sebesar 600 ton dan capaian sampai dengan 10 Maret 2025 sebesar 169 ton. Diharapkan pada panen raya kedua, target serapan gabah dapat tercapai,” katanya. (*)