Usai Mandi Keramas Tampil Baca Puisi
KORANBERNAS.ID, BANTUL – Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi 109 Poetry Reading From Home seri 8 kembali hadir melalui kanal youtube Sastra Bulan Purnama, Jumat (2/10/2020) malam. Menariknya para penyair yang tampil mengambil latar belakang berbeda-beda.
Retno Darsi Iswandari yang kini tinggal di Australia, misalnya, membaca puisi dekat pantai. Di belakangnya tampak warna hijau menghiasi.
Sedangkan Rosana Haryanti yang tinggal di Malang dan sehari-harinya mengajar di FIB Universitas Brawijaya, memanfaatkan taman kampus sebagai latar belakang videonya. Ocha, panggilan Rosoana Hariyanti, membacakan puisi buku Blues Rindu karya Langston Hughes yang diterjemahkan Krisbudiman.
Lain lagi dengan Aji Wartono, seorang pegiat jazz di Yogyakarta dan salah seroang pencetus Ngayojazz memilih buku-buku terpajang di rak sebagai latar belakang.
Yang lebih unik, Alex Lutfhi, seorang pengajar ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta memilih film dokumentasi tahun 1930-an sebagai latar belakang, sehingga memberikan kesan puisi-puisi karya Langston Hughes menyajikan kerinduan masa lalu.
Pembaca yang lain, Yeni Mada, tinggal di Pontianak, bukan hanya unik mungkin malah absurd dan menarik. Tampaknya dia baru selesai mandi keramas. Kepalanya dibungkus handuk. Praktis, hanya kepala dan kostum handuk yang diperlihatkan. Wajahnya tidak tampak.
Beragam latar belakang yang diambil dari para mbaca puisi ini setidaknya menegaskan pembaca puisi bisa tampil di tempat yang berbeda-beda, masing-masing tidak saling bertemu tetapi saling kenal dan bersahabat.
Seorang penonton di Jakarta, Rita Ratnawulan, melihat pertunjukan Sastra Baulan Purnama seri Poetry Readung From Home dari rumahnya sempat mengabadikan bulan purnama di langit Jakarta. Padahal rembulan di Yogyakarta tidak tampak meski langit tidak mendung.
“Ini bulan purnama di Jakarta Pak Ons, tampak cerah, padahal sejak jam tiga sore Jakarta dan Tangsel hujan deras,” Rita mengirim foto bulan purnama melalui WA sambil memberi penjelasan.
Begitulah event Sastra Bulan Purnama pada masa Pandemi melalui youtube. Selain Rita, Kidung Purnama yang tinggal di Ciamis ikut menikmati sambil menyapa melalui chatting.
Retno Darsi Iswandari yang tinggal di Australia ketika menikmati SBP yang disiarkan secara live di kotanya menunjukkan pukul 22:30. Sedangkan SBP dimulai pukul 19:30 dari Bantul.
Retno maupun para penonton menyaksikannya sampai akhir. Durasi SBP diputar sekitar satu jam, artinya pada pukul 23:30 di kota tempat Retno tinggal SBP baru selesai. Di Indonesia pukul 21:30 SBP berakhir.
Semua pembaca tampil kalem. Tidak ada seorang pun yang teriak-teriak saat membaca puisi, seperti umumnya penyair membaca puisi bersuara keras. Mungkin karena puisinya memang tidak bisa dibaca keras. Dalam suasana teduh, puisi-puisi Langston Hughes terasa enak dibaca.
Ada yang membaca sampai empat puisi, setidaknya inilah yang dilakukan Rosana Hariyanti dan Retno Darsi Iswandari. Namun ada pula dua puisi seperti Ajie Wartono dan Alex Lutfhi serta Arluna. Keduanya mengawali membaca puisi di Sastra Bulan Purnama edisi 109 kali ini.
Selain pembacaan puisi, Syarif Hidayatullah mengolah tiga puisi Langston Hugehs dalam irama blues. Petikan gitar Syarif memberi warna pertunjukan virtual Sastra Bulan Purnama bertajuk Blues Rindu di Bulan Purnama. Tampaknya Syarif ingin hadir konsisten dengan judul buku Blues Rindu.
Selama ini lagu puisi biasanya digarap pop atau balada. Pernah pula dipadukan jazz. Tapi ini kali Syarief mengolahnya dalam musik blues. Sungguh suara dan petikan gitarnya enak didengar. Puisinya terasa hidup. Barangkali, baru kali ini Sastra Bulan Purnama yang sudah berlangsung sembilan tahun berwarna blues. (*)