UPNVY Dukung Penerapan CCS Menuju Net Zero Emission 2060

UPNVY Dukung Penerapan CCS Menuju Net Zero Emission 2060

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage) dinilai akan membantu tercapainya Net Zero Emission (NZE) tahun 2060. Selain itu mendorong produksi migas (minyak dan gas) yang lebih bersih.

CCS merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Begitu pula CCUS merupakan teknologi yang bisa menangkap karbon dioksida yang telah terlepas ke atmosfer.

"Kondisi CCS/ CCUS di Indonesia yang saat ini sedang betul-betul intensif kita mengamatinya. Harus memperhatikan lingkungan," kata Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Migas, Kementerian ESDM, dalam acara Konvensi dan Seminar V - BKTMG & PII di UPN "Veteran" Yogyakarta (UPNVY), Sabtu (28/1/2023).

Menurut Tutuka, pengembangan CCS dan CCUS sangat penting. Sebab saat ini Indonesia sedang berada di tahap transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT).

Sementara proses transisi energi membutuhkan waktu yang panjang, sehingga industri migas masih berkontribusi signifikan dalam pemenuhan kebutuhan energi.

"Gas selama ini memegang peranan penting sebagai sumber energi transisi dengan kandungan emisi karbon lebih rendah," ungkapnya.

Tutuka menyebutkan, jika CCS/CCUS di Indonesia diterapkan dengan baik, diyakini akan dapat mendukung peningkatan produksi migas sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Apalagi minat stakeholder baik dari migas maupun industri lain untuk mengembangkan teknologi penangkapan karbon tersebut mulai banyak di Indonesia. Karenanya CCS/ CCUS itu dapat diimplementasikan ke subsektor hulu migas.

"Kita harus handle menangani CO2 itu agar sumber daya gas, cadangan gas yang ada di Bumi Pertiwi bisa dikembangkan," ungkapnya.

Ketua BKTMG & PII, Doddy Abdassah, mengungkapkan CCS-CCUS pada era transisi energi dapat mendukung pengurangan emisi pada berbagai sektor industri. Pemetaan potensi kapasitas CO2 storage di Indonesia akan melibatkan berbagai pihak termasuk SKK Migas dan Pertamina.

"Kita harus punya storage kapasitas yang baik, (teknologi) CCUS yang baik agar tidak bocor," ungkapnya.

Rektor UPNVY, Mohamad Irhas Effendi, menambahkan kampus itu turut mengambil peran mensukseskan target pemerintah mewujudkan net zero emission atau netral karbon pada 2060. Di antaranya melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan sumber daya manusia yang profesional dan berkompeten di bidangnya.

"Ancaman perubahan iklim sudah di depan mata. Mencegahnya menjadi tanggung jawab bersama tidak hanya pemerintah, namun menjadi tanggung jawab bersama termasuk perguruan tinggi," paparnya.

UPNVY, lanjut Irhas memiliki konsen di sektor energi untuk menyikapi transisi ini. Para mahasiswa UPNVY pun didorong untuk meningkatkan skill di bidang pengembangan EBT sehingga bisa memanfaatkan teknologi CCUS untuk transisi energi yang bersifat baru atau terbarukan.

"Diharapkan berbagai riset di sektor energi yang UPNVY lakukan bisa turut menyukseskan proses transisi energi, demi mencapai energi yang berkelanjutan," tandasnya. (*)