Mahasiswa Ini Sempat Menangis di Kos karena Kiriman Uang Terhenti dan Tak Bisa Beli Makanan

Mahasiswa Ini Sempat Menangis di Kos karena Kiriman Uang Terhenti dan Tak Bisa Beli Makanan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Mata Aprita Mesa (21 tahun) nampak memerah dan berkaca-kaca usai menerima paket sembako dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Selasa (5/5/2020), di Kampus 1 Jalan Wates KM 10, Sedayu, Bantul.

Bersama mahasiswa lainnya, gadis manis asal NTT tersebut begitu terharu menerima paket berisi beras, mi instan, telur, susu sachet, roti kering, air mineral, sarden dan energen yang diserahkan pihak Yayasan Wangsa Manggala, Teguh Wahyudi SE. Nampak  hadir Tim Satgas Covid-19 UMBY, Imam Suharjo ST M.Eng dan Budiantoro serta Humas Widarta, SE MM.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan. Ini sangat besar artinya bagi saya dan juga teman-teman yang tidak bisa mudik dan masih bertahan di kos hingga saat ini,” kata mahasiswi semester VI Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) tersebut. Berkat bantuan  yang diterima,  berarti stok makanan di kosnya  mencukupi untuk beberapa hari ke depan.

Menurut Aprita, pendemi virus Corona atau Covid-19 sangat dirasakan dampaknya.  Selama ini, kakaknya  yang menyokong kuliahnya dan selalu transfer untuk kebutuhan hidup. Namun karena saat ini  terpaksa di rumahkan dari pekerjaanya,  dia tidak menerima kiriman uang seperti biasanya.

“Sempat di minggu ketiga bulan lalu saya tidak menerima kiriman, mau makan juga susah dan tidak ada yang dimakan. Beruntung sekali saya mendapat bantauan makan dari tetangga kos. Namun ada teman kos saya yang menangis dengan kondisi ini, kemudian memilih segera pulang ke Wonosobo. Dia rumahnya di sana,” katanya.

Untuk mensiasati kondisi serba kekurangan, Aprita memilih  menekuni berjualan online baju dan reseller sehingga bermodalkan HP bisa posting produk. “Berjualan online sudah saya lakukan sejak lama untuk bisa membantu kebutuhan selama kuliah,”katanya.

Kegiatan bejualan online saat ini  dilakukan di sela kegiatan perkuliahan online dan ujian online semester genap yang  sedang dijalaninya.

Banyak Program

Sementara itu Imam Suharjo  mengatakan, tim Satgas Covid-19 UMBY  melakukan pendataan terhadap semua mahasiswa yang tidak bisa mudik dan hingga kini masih bertahan di kos. “Dari catatan kami, ada 300 mahasiswa yang masih bertahan di sini. Maka untuk membantu kebutuhan mereka, hari ini kami serahkan bantuan paket sembako,”kata Imam. Juga mereka menyusun protokol Covid-19 bagi segala kegiatan di UMBY.

Sementara Widarta menambahkan, selain pemberian sembako, banyak program yang diluncurkan di tengah pandemi. Di antaranya bagi  8.900 mahasiswa  tetap boleh mengikuti ujian kendati belum membayar lunas baik SPP ataupun Sumbangan Pengembangan Akademik (SPA).

Juga ada bantuan uang paketan atau pulsa Rp 150.000 setiap bulan bagi mahasiswa di  bulan April, Mei dan Juni yang dipotong dari pembayaran SPP. Ada penundaan pembayaran PBA dan bagi mahasiswa baru semua pendaftaran secara online bebas biaya.

“Dan untuk bantuan ini diberikan secara bertahap. Kami juga sudah mengawali sebelumnya dengan pemberian bantuan APD ke RS Sardjito dari dana sumbangan Fakultas Ekonomi. Jika bantuan sembako ini berasal dari potongan gaji mulai rektor hingga karyawan yang memang menyatakan ikut donasi,” kata Widarta.

Sore ini, Selasa (5/5/2020),  dibagikan juga 400 paket takjil di seputar kampus 1 Jalan Sedayu sebanyak 120 paket di distribusi  ke Pondok Bina Insani dan Pondok di Gamol. Lalu seputar Kampus  II Jalan Jembatan Merah Gejayan dan Kampus  III Jalan Ring Road Utara.

“Apa yang kami lakukan adalah wujud kepedulian dan kasih sayang kami kepada sesama di tengah pandemi virus Corona. Kami berharap bantuan ini bermanfaat bagi yang menerima. Serta mari kita senantiasa berdoa semoga wabah segera berlalu,” kata Widarta. (eru)