Umat Katolik dan Kristen Doa Bersama untuk Kesatuan dan Pemilu Damai

Umat Katolik dan Kristen Doa Bersama untuk Kesatuan dan Pemilu Damai
Para Romo, pendeta serta aktivis gereja yang turut serta dalam doa bersama di Gereja St. Maria Assumpta Babarsari. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Umat Katolik dan Kristen dari berbagai denominasi di Yogyakarta menggelar doa bersama untuk kesatuan umat Kristiani dan pemilu damai. Kegiatan ini berlangsung di Gereja St. Maria Assumpta Babarsari, Selasa (23/1/2024).

Acara ini diikuti oleh sekitar 1.000 umat Katolik dan Kristen, serta 25 pastor dan 25 pendeta yang berasal dari berbagai gereja di Yogyakarta. Pimpinan Gereja Katolik Kevikepan Yogyakarta Timur, Rm. Adrianus Maradiyo, Pr, dan pimpinan Badan Kerja Sama Antar Denominasi Kristen (BKSADK) DIY, Pendeta Agus Haryanto, menjadi pembina doa bersama.

Dalam sambutannya, Rm. Adrianus mengatakan bahwa doa bersama ini adalah wujud dari kerjasama dan persaudaraan antara umat Katolik dan Kristen di Yogyakarta.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kami adalah satu dalam Kristus, meskipun kami memiliki perbedaan dalam tradisi dan doktrin. Kami ingin saling mengenal, menghormati, dan mengasihi sesama umat Kristiani,” ujarnya.

Rm. Adrianus juga menanggapi tema Pekan Doa Sedunia tahun 2024, yaitu “Kasihilah Tuhan, Allahmu... dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Ia mengatakan bahwa tema ini sangat relevan untuk diwujudkan dalam situasi dunia sekarang ini.

“Kita tahu bahwa perang antara Rusia dan Ukraina sampai sekarang belum juga reda. Ditambah lagi perang antara Israel dengan Palestina yang masih membara. Kita tahu pula akibat yang disebabkan oleh perang ini. Sudah begitu banyak rakyat di kedua negara ini menjadi korban,” kata dia.

“Karena perang, nyawa manusia tidak lagi ada harganya. Hukum kasih kepada sesama seakanakan sudah lenyap dalam diri manusia. Yang kita rasakan adalah penderitaan yang tidak akan pernah berakhir,” tuturnya.

Ia mengajak umat Katolik dan Kristen untuk mendoakan perdamaian dunia dan mengasihi sesama manusia tanpa membedakan agama, suku, ras, atau golongan.

Pendeta Agus menambahkan bahwa doa bersama ini juga menjadi kesempatan untuk mendoakan persatuan dan kesatuan bangsa, terutama menjelang pemilu 2024.

“Kami berharap pemilu tahun ini berjalan dengan lancar, aman, dan damai. Kami berdoa agar terpilih pemimpin-pemimpin yang berintegritas, berkebhinekaan, dan berpihak kepada rakyat, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945,” katanya.

Ia juga mengingatkan umat Katolik dan Kristen untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan bertanggung jawab.

“Jangan sampai karena perbedaan pilihan menjadikan perpecahan dan ketidakrukunan di antara kita. Jangan mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” imbuhnya.

“Jangan terprovokasi oleh aksi-aksi yang mengganggu stabilitas keamanan. Jangan terlibat dalam politik uang atau praktik-praktik yang merusak demokrasi. Jangan lupa berdoa sebelum memilih,” pesannya.

Laurensius Antonius Ladjadjawa, Dewan Paroki Gereja Santa Maria, menambahkan, bahwa Babarsari kebetulan tahun ini menjadi penyelenggara doa bersama ini dengan konsep yang melibatkan kaum muda.

“Keterlibatan kaum muda ini terutama petugas itu hampir 90%. Kami ingin supaya teman-teman muda yang ada di gereja ini tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak kita inginkan. Jadi kita libatkan mereka dalam kegiatan gereja, salah satunya pekan doa sedunia,” ucapnya.

Ladja juga mengatakan bahwa acara ini dihadiri oleh beberapa pejabat daerah, antara lain Asisten Bidang Kesejahteraan Pemkab Sleman, Panewu Depok, dan Kapolda DIY.

“Kami mengundang mereka untuk bersama-sama berdoa untuk kesatuan umat Kristiani dan pemilu damai. Kami berharap mereka juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga kerukunan dan kebersamaan,” tutupnya. (*)