Brimob Konsisten Berbagi di Tengah Pandemi

Brimob Konsisten Berbagi di Tengah Pandemi

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Batalyon A Brimob Polda DIY membagikan paket sembako di Kalurahan Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman, Jumat (15/1/20221). Dipimpin Iptu Zainudin, anggota Brimob mendatangi satu per satu rumah 20 orang penerima dan disambut dengan bahagia.

“Ini adalah  bentuk perhatian kami dari Brimob kepada mereka yang membutuhkan dalam situasi pandemi Covid-19,” kata Pasiops Iptu Tri Jaka kepada koranbernas.id siang ini.

Pandemi yang sudah berlangsung sejak 10 bulan terakhir, memang banyak berdampak bagi masyarakat. Maka dengan pembagian sembako setiap Jumat ini diharapkan mampu meringankan beban penerima.

“Untuk sasaran kami berpindah-pindah,” kata Tri Jaka. Sembako tersebut berasal dari seluruh anggota Yon A Brimob Polda DIY Gondowulung dan juga dari donatur yang peduli.

Sementara Palakhar Yon A, Kompol DH Supraba SH, mengatakan kegiatan bakti sosial tersebut sesuai dengan arahan Dansat Brimob DIY, Kombes Pol Imam Suhadi SIK .

“Dalam situasi pendemi, kami dari Brimob harus berbuat bagi bangsa dan negara ini,” katanya.

Selain pemberian sembako secara rutin, juga melakukan penyemprotan disinfektan pada fasilitas umum maupun fasilitas  kesehatan dan fasilitas pendidikan.

Brimob juga membagikan masker di pasar-pasar serta mensosialisasikan pentingnya penerapan protokol kesehatan (Prokes) di tengah masyarakat, yakni memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir serta menjaga jarak serta  tidak berkerumun.

Shelter setiap desa

Sementara itu data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, angka terkonfirmasi positif terus bertambah.  Bahkan pada Kamis (14/1/2021) jumlahnya bertambah 182 orang  dan menjadi rekor tertinggi selama ini. Total terkonfirmasi positif di Bantul ada 5.578 orang, yang sembuh 3.411 orang, meninggal 24 orang dan masih menjalani isolasi 1.043 orang.

Melihat tingginya angka penderita Covid-19, Wakil Ketua Komisi D DPRD Bantul, Paidi SIP, yang ditemui di gedung DPRD Bantul mengatakan perlunya semua desa menyediakan shelter. Karena ketika RS penuh dan shelter milik pemerintah juga penuh pasien, maka akan dilakukan isolasi mandiri. Jika dilakukan isolasi mandiri di rumah, dikhawatirkan tidak berjalan maksimal, apalagi jika yang pengetahuan tentang kesehatan dan Covid-19 masih kurang.

“Misalnya saat isolasi mandiri, tapi tetap keluar rumah beli makanan  atau mungkin mengurus ternak ke luar rumah. Kan bisa saja ini menularkan kepada tetangga. Jadi memang yang efektif adalah di karantina di shelter dengan pengawasan orang medis. Jadi tetap harus ada pendampingan,” katanya.

Untuk keperluan di shelter bisa menggunakan dana dari desa ataupun juga secara mandiri patungan dari masyarakat. “Misal ketika ada yang isolasi, tetangga ikut membantu untuk kebutuhan makannya,” katanya. (*)