UGM Berduka, Dalam Semalam Kehilangan Tiga Guru Besar

UGM Berduka, Dalam Semalam Kehilangan Tiga Guru Besar

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Kabar duka bagi keluarga besar UGM. Dalam dua hari terakhir, tiga guru besar mereka berpulang.

Guru besar sekaligus Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. I Gede Suparta Budisatria, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng meninggal akibat kecelakaan tunggal di Cipali-Cikampek Km 113 pada Kamis (4/11/2021) pukul 02.00 WIB.

Sedangkan Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof.dr. Sulchan Sofoewan, Sp.OG(K)., Ph.D., meninggal dunia Rabu (3/11/2021) di RSUP Dr. Sardjito dalam usia 82 tahun. Dan Prof Sri Kadarsih Soejono wafat pada pukul 20.00 WIB.

Jenazah almarhum Sulchan disemayamkan di Balirung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari keluarga besar UGM, Kamis (4/11/2021), sebelum dimakamkam di makam keluarga komplek makam Balong, Godean, Sleman.

Kabag Humas dan Protokol UGM Iva Ariani membenarkan, Prof Gede yang baru saja dilantik oleh Rektor UGM menjadi Dekan Fakultas Peternakan mengalami kecelakaan. Namun pihaknya belum mendapatkan informasi detail kronologis kecelakaan tersebut.

Dalam kecelakaan tunggal itu, Prof Gede berada satu mobil dengan Prof Ali Agus, dosen sekaligus mantan Dekan Fakultas Peternakan serta Dosen Fakultas Peternakan Chusnul Hanim dan sopir bernama Jumari. Mereka saat ini masih dirawat di rumah sakit.

“Tapi detail dan kronologisnya seperti apa belum tahu. Karena kita semua masih shock belum bisa berkomunikasi dan mendapatkan informasi apapun,” jelasnya.

Menurut Iva, Prof Gede dilantik oleh Rektor Panut pada 8 Oktober 2021 lalu. Dia dilantik bersama 18 dekan lain untuk periode 2021-2026.

Ketua Dewan Guru Besar UGM, Pro.Dr.Ir. Mochammad Maksum, M.Sc., mewakili keluarga besar UGM menyampaikan rasa duka mendalam atas berpulangnya Prof. Sulchan. Ia mengungkapkan bahwa almarhum merupakan sosok ilmuwan yang telah berkontribusi besar dalam Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan.

Pada upacara pengukuhan sebagai guru besar pada tanggal 3 Februari 2003,Prof. Sulchan Sofoewan menyampaikan pidato dengan judul “Preeklamsia-Eklamsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia, Patogenesis, dan Kemungkinan Pencegahannya”.

Topik ini dipilih karena dalam beberapa dasawarsa sebelum pengukuhan, angka kejadian preeklamsia-eklamsia meningkat di Indonesia, menggeser pendarahan sebagai penyebab utama kematian maternal.

Dalam pidatonya Prof. Sulchan Sofoewan menyampaikan ahwa kejadian preeklamsia-eklamsia (PE-E) dipengaruhi oleh paritas, suku/etnik, genetic, dan faktor lingkungan. Faktor lain yang mempengaruhi angka kejadian PE-E adalah hamil kembar, riwayat hipertensi kronis, usia ibu di atas 35 tahun, dan obesitas.

“Prof Sulchan Sofoewan kita kenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi di tengah-tengah kesibukan yang padat,” jelasnya.(*)