Tiga Klaster Akan Dilakukan Uji Specimen Tanpa Rapid Antibodi Test

Tiga Klaster Akan Dilakukan Uji Specimen Tanpa Rapid Antibodi Test

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN—Gugus Tugas Percepatan Penanganan (PP) Covid-19 Kebumen, bakal menggunakan cara lebih singkat menemukan kasus Covid-19. Selama ini pencarian kasus Covid-19, dilakukan dengan Rapid Antibodi Test (RAT). Jika reaktif, selanjutnya dilakukan test swab.

Namun, dalam waktu dekat ini, tim akan menggunakan test specimen/swab. Tiga klaster akan menjadi prioritas pertama pengambilan swab.

Rencana itu, menjadi keputusan Rapat Evaluasi Gugus Tugas PP Covid–19 Kebumen dan Persiapan New Normal Pendidikan di Kebumen, Selasa (14/7/2020). Rapat evaluasi dipimpin Bupati yang juga Ketua Gugus Tugas PP Covid -19 Kebumen.

Untuk penyelenggaraan pendidikan formal, melalui rapat ini diputuskan tidak boleh dengan tatap muka hingga 31 Juli 2020. Kepala Dinas Pendidikan Kebumen Drs Amirudin mengatakan, salah satu syarat pendidikan tatap muka adalah wilayah bersangkutan dalam status zona hijau. Sementara untuk Kebumen sekarang ini, statusnya belum zona hijau. Sehingga kegiatan pendidikan hanya diperbolehkan dengan cara daring.

Bupati Kebumen Yazid Mahfudz mempersilahkan Dinas Kesehatan Kebumen melaksanakan metode pencarian kasus Covid- 19 langsung dengan pengambilan specimen. “Silahkan dilaksanakan,”kata Yazid Mahfudz.

Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr Dwi Budi Satrio M.Kes mengatakan, sensitifitas alat RAT hanya 15 persen. Sehingga sangat dimungkinkan 85 persen dari warga yang menjalani tes hasilnya non reaktif. Namun jika dilakukan uji swab, hasilnya bisa saja positif Covid-19.

Berdasarkan fakta itu, Budi Satrio mengusulkan metode menemukan kasus Covid-19 secara aktif langsung dengan pengambilan swab.

Namun, menurutnya tidak semua klaster bisa dilakukan metode ini. Hanya tiga klaster diusulkan menggunakan metode ini. Yakni klaster tenaga kesehatan yang langsung berhubungan dengan pasien, klaster guru yang bertugas di luar Kebumen, serta klaster Kantor Urusan Agama (KUA).

“Pencarian aktif kasus Covid -19 langsung pengambilan swab telah dilakukan terhadap 105 tenaga kesehatan. Hasilnya 2 orang dokter dan 4 perawat positif Covid-19. Sedangkan untuk analis kesehatan tidak ditemukan,“ kata Budi Satrio.

Budi Satrio mengatakan, klaster guru penglaju perlu menjalani test swab, karena ada kemungkinan mereka tinggal di daerah zona merah. Jika ditemukan guru positif Covid- 19, mereka untuk sementara tidak boleh mengajar tatap muka dan harus daring.

Sedangkan untuk klaster KUA, dinilai juga perlu menjadi prioritas, lantaran dalam waktu dekat diperkirakan banyak pernikahan. Petugas KUA seperti penghulu, pasti berhubungan dengan banyak orang. Maka diperlukan kepastian mereka bebas Covid -19, dengan pengambilan swab atau Polymerase Chain Reaction (PCR) .

Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya dr HJ Y Rini Kristiani mengatakan, tenaga kesehatan yang paling banyak bersentuhan dengan pasien, dengan status yang mungkin saja Orang Tanpa Gejala (OTG), perlu dipastikan lebih dahulu yang bersangkutan bebas Covid-19, tidak OTG seperti kasus 6 tenaga kesehatan positif Covid-19. Agar tidak terjadi fenomena gunung es.

Sekretaris Gugus Tugas PP Covid-19 Kebumen Teguh Kristianto berpendapat, metode pencarian aktif kasus Covid-19 dengan metode langsung PCR, bisa menimbulkan persepsi yang tidak baik bagi gugus tugas. Misalnya jika ditemukan kasus positif di satu institusi.

Berdasarkan ketentuan selama 14 hari tempat kerja/ kegiatan pasien Covid -19 ditutup. Menutup satu tempat menjadi kewenangan gugus tugas. Selama ini, penutupan satu lokasi yang ditemukan kasus positif tidak pernah dilakukan gugus tugas.

Koordinator Bidang Humas Gugus Tugas PP Covid-19 Kebumen Cokroaminoto, SIP, M.Kes dalam siaran persnya mengatakan. hingga Selasa (14/7/2020), sebanyak 204 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP), yang merupakan hasil RAT reaktif, hasil PCR nya negatif. (SM)