Ternyata, 50 Persen Siswa Tidak Punya Ponsel untuk Belajar Daring
KORANBERNAS.ID, JAKARTA—Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, jumlah data nomor ponsel yang sudah terdaftar per September 2020 sebanyak 21,7 juta nomor dari 44 juta siswa. Artinya, bisa dikatakan bahwa sekitar 50% siswa-siswi tidak memiliki ponsel untuk belajar daring. Hal ini tentu membuat proses dan kualitas pembelajaran masih belum maksimal.
Dr. Hurip Danu Ismadi, M.Pd, Widyaprada Ahli Utama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengatakan, peningkatan akses dan kualitas pendidikan merupakan salah satu prioritas penting pemerintah di tengah pandemi.
“Oleh karenanya, kami sangat menghargai segala inisiatif pihak swasta, seperti kolaborasi dan kontribusi yang sangat baik antara Danone Indonesia, Alfamart dan Ruangguru melalui dua program strategis “Rumah Belajar Generasi Maju dan Kelas Generasi Maju” ini. Kontribusinya sangat penting dalam upaya meningkatkan akses pendidikan di Indonesia agar kualitasnya semakin baik,” kata Hurip Danu, saat Peluncuran Program Rumah Belajar Generasi Maju dan Kelas Generasi Maju, Selasa (7/4/2021) di Jakarta. Program ini, merupakan hasil kolaborasi antara SGM Eksplor, Alfamart dan Ruangguru.
Menurut Hurip, kedua program tersebut merupakan kolaborasi yang penting antara pemerintah dan dunia swasta. Dia mengungapkan, pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar menjadi landasan dari semua jenjang pendidikan selanjutnya sampai dengan perguruan tinggi.
“Dengan semakin kita bisa memfasilitasi dan memberikan proses pembelajaran yang baik kepada anak-anak usia dini dan sekolah dasar, maka akan semakin memberikan kesiapan kepada mereka dalam mengeksplorasi semua potensinya serta memberikan harapan generasi maju di masa yang akan datang,” katanya.
Connie Ang, CEO of Danone Specialized Nutrition Indonesia dalam rilisnya mengatakan, pihaknya bersama PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) dan Ruangguru, mendukung terbentuknya sumber daya manusia (SDM) yang unggul melalui program “Rumah Belajar Generasi Maju dan Kelas Generasi Maju”. Kedua program ini merupakan upaya kolaborasi, untuk memberikan dukungan akses pendidikan dan perbaikan fasilitas belajar untuk mendukung anak-anak Indonesia tumbuh menjadi generasi maju.
“Kesehatan dan pendidikan merupakan hal mendasar yang penting dalam peningkatan kualitas SDM. Sehingga, penting untuk memastikan bahwa anak-anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas, agar dapat terus belajar dengan optimal demi kemajuan Indonesia,” katanya.
Namun, penutupan kegiatan sekolah di masa pandemi, berimbas pada terbatasnya akses pembelajaran bagi siswa dalam kondisi yang kurang beruntung. Siswa yang berada dalam situasi kurang beruntung tersebut, berpotensi mengalami penurunan kemampuan belajar.
Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) masih menghadapi berbagai tantangan, karena banyak anak-anak di Indonesia yang belum memiliki akses pembelajaran yang memadai untuk sekolah secara daring.
“Kami percaya bahwa setiap anak berhak memiliki kesempatan untuk bisa mengembangkan potensi prestasi mereka melalui akses pendidikan yang berkualitas. Kami menyadari, dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan saat ini, anak yang kesulitan mendapatkan akses terhadap fasilitas pendukung seperti gawai dengan fitur yang memadai untuk pembelajaran daring, akan berpotensi kehilangan kesempatan belajar yang seharusnya mereka dapatkan dalam situasi normal,” lanjutnya.
Beberapa studi menunjukkan, bahwa penurunan kemampuan belajar seorang siswa saat ini akan memengaruhi perkembangan pengetahuannya kelak yang berpotensi menciptakan ketimpangan pendapatan ketika mereka sudah bekerja.
Hal tersebut diperkirakan dapat mengakibatkan kerugian pendapatan seumur hidup yang setara dengan $ 151 miliar di masa depannya, akibat dampak berkurangnya kualitas pembelajaran di masa pandemi. Potensi kerugian tersebut bahkan bisa menjadi lebih besar jika sekolah tetap ditutup untuk waktu yang lebih lama, tanpa adanya tindakan tambahan untuk mendukung pembelajaran.
Anggara Hans Prawira, Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), menyambut baik kolaborasi bersama SGM Eksplor yang mendukung akses pendidikan melalui rehabilitasi infrastruktur pendidikan.
“Melalui program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam mendukung penyediaan akses pendidikan yang layak bagi anak Indonesia. Bagi kami yang terpenting sebenarnya bukan hanya seberapa besar kita bisa memberi dukungan, namun juga bagaimana kita bisa berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik bagi mereka,” kata Angga.
Bunda PAUD Bantul, Emi Masruroh mengaku senang dengan program ini. Program tersebut, salah satunya menyasar wilayah Bantul. Emi mengakui, di tengah pandemi sekarang ini, memang belum semua siswa memiliki akses yang baik untuk menjalani proses pendidikan daring.
“Tentu, harapan kami program ini akan berkesinambungan. Sangat penting bagi kami untuk memastikan anak-anak sejak usia dini mendapatkan layanan pendidikan yang baik. Ini semua untuk memastikan masa depan bagi mereka semua,” katanya. (*)