Terdampak Pandemi Covid-19, Harga Pepaya Petik Pohon Anjlok

Terdampak Pandemi Covid-19, Harga Pepaya Petik Pohon Anjlok

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Petani pepaya di pantai selatan Kebumen tidak bisa menikmati keuntungan besar ketika masa pandemi Covid-19. Harga pepaya petik pohon sebelum ada pandemi bisa mencapai Rp 4.000 sekilo. Sejak ada pandemi, hanya Rp 1.500 sampai Rp 2.000 sekilo.

Seperti diungkapkan Samirin (45), petani pepaya warga Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, kepada koranbernas.id, Jumat (29/5/2020). Menurutnya, pedagang saat ini tidak berani membeli pepaya dengan harga sama sebelum pandemi.

Alasan pedagang, ketika pandemi tranportasi tujuan ke kota-kota besar tempat pepaya Kebumen dipasarkan, kesulitan mencari barang bawaan ketika balik.

“Dari Kebumen ke Bandung mengangkut pepaya, pulangnya kosong,“ kata Samirin di sela menunggu pedagang menimbag pepaya hasil kebunnya.

Pemilik 150 pohon pepaya varietas California ini mengakui, tidak bisa menawar sehingga harga lebih baik. Pedagang tidak bisa menaikkan harga pepaya petik pohon lebih dari Rp 2.000 sekilo.

Menurut Samirin, kebun pepaya miliknya sudah panen dua kali. Kualitas pepaya miliknya relatif lebih baik. Tidak terserang virus seperti kebun pepaya milik kakaknya. Pohon pepaya yang terserang virus lambat laun mati. Buahnya makin tua semakin kecil. “Kebun saya menggunakan pupuk kandang, kotoran sapi, tidak membeli,“ kata Samirin.

Baim (34), salah seorang pedagang pepaya hasil panen petani pantai selatan Kebumen, mengaku hanya bersedia membeli pepaya petik pohon Rp 1.500 sekilo. Pepaya tidak dipasarkan di pasar lokal Kebumen. Sebagian besar pepaya dipasok kepada pedagang buah di Bandung dan sekitarnya. Biaya tranportasi yang terhitung lebih besar, menjadi alasan pedagang menurunkan harga pepaya petik pohon. (eru)