Teras Malioboro Semakin Menarik sebagai Destinasi Belanja Ikonik Yogyakarta
Mentoring Bisnis yang didanai Dana Keistimewaan ini diharapkan berdampak positif bagi para tenant Teras Malioboro.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pemda DIY terus berupaya menjadikan keberadaan Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2 sebagai destinasi sekaligus pusat perbelanjaan ikonik Yogyakarta. Selain UMKM di tempat itu naik kelas, harapannya ke depan juga semakin menarik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.
Upaya itu ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya melalui Pelatihan Mentoring Bisnis Aspek Produksi bagi Tenant Teras Malioboro. Kegiatan itu sukses berlangsung selama tiga hari, 2-4 September 2024.
“Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan manajemen produksi dan pengembangan bisnis bagi para tenant Teras Malioboro,”ungkap Ir Srie Nurkyatsiwi MMA, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Jumat (6/9/2024).
Menurut dia, produksi merupakan satu dari enam aspek Sibakul Jogja yang merupakan satu platform pemahaman kendali bisnis dari Dinas Koperasi dan UKM DIY. Unit Pelayanan Teknis (UPT) Balai Layanan Usaha Terpadu KUMKM DIY wajib menanamkan pemahaman ini pada UKM Binaan di Teras Malioboro 1.
Kunjungan lapangan pelatihan aspek produksi tenant Teras Malioboro 1. (istimewa)
“Melalui berbagai pelatihan, UPT Balai Layanan Usaha Terpadu KUMKM DIY satu per satu mendampingi dan memberikan pemahaman enam aspek bisnis tersebut,” jelasnya.
Dia menyatakan, enam aspek bisnis program SiBakul Jogja akan sangat membantu UMKM menilai posisi dan kemampuan bisnis usaha yang sedang dijalankan bahkan pada UMKM level terkecil. Sehingga, secara bertahap UKM dapat melakukan perbaikan usaha yang sifatnya terus menerus dan akhirnya terwujud UKM yang naik kelas.
“Tentu, mereka wajib disiplin mengikuti program SiBakul Jogja ini, saya yakin UPT BLUT DIY atau Teras Malioboro 1 bersama SiBakul dapat menunjukkan perubahan bagi yang mengikuti proses ini,” kata Srie Nurkyatsiwi.
Disebutkan, Pelatihan Mentoring Bisnis Aspek Produksi merupakan tahap ketiga dari rangkaian pelatihan yang dirancang untuk membekali para peserta yaitu tenant Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2 dengan pemahaman mendalam terkait proses produksi dalam bisnis.
Peserta pelatihan melihat proses packaging Bananania. (istimewa)
Sebelumnya, 30 peserta yang mengikuti kelas ini telah mengikuti dua jenjang pelatihan yaitu pelatihan dasar (kelas 1) yang memberikan pengetahuan fundamental serta pelatihan tingkat menengah (kelas 2) yang memperluas wawasan peserta.
“Pada jenjang ketiga ini, peserta memperoleh bimbingan intensif melalui sesi mentoring yang dipadukan dengan kunjungan lapangan, memberikan mereka wawasan praktis langsung dari industri,” jelasnya.
Pada hari pertama, peserta dibekali dengan pengetahuan mendalam dari narasumber-narasumber yang kompeten di bidangnya. Materi yang disampaikan meliputi Manajemen Produksi serta pembuatan Model Bisnis Canvas yang wajib diterapkan pada produk dagangan masing-masing peserta.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi para tenant, sehingga mereka dapat bersaing lebih baik di pasar,” tambahnya.
Contoh nyata
Pada hari kedua pelatihan, lanjut dia, peserta diajak melakukan kunjungan lapangan ke UKM yang telah berkembang dan naik kelas. Tujuannya tidak lain untuk memberikan inspirasi dan contoh nyata yang dapat ditiru oleh peserta.
Lokasi kunjungan sengaja dipilih UKM yang memiliki potensi produk yang dapat dipasarkan di Teras Malioboro, sekaligus membuka peluang temu bisnis. Kedua UKM tersebut adalah Bananania dan Coklat Ndalem.
Lebih lanjut Srie Nurkyatsiwi menjelaskan kunjungan ini untuk memberikan pengalaman langsung tentang praktik terbaik dalam manajemen produksi dan strategi pemasaran yang sukses.
Peserta selain mendapatkan penjelasan langsung mengenai proses produksi dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh kedua UKM tersebut, juga mengikuti sesi sharing dengan manajemen Bananania dan Coklat Ndalem.
Peluang bisnis
Mereka juga diberikan wawasan praktis mengenai tantangan dan peluang dalam pengembangan bisnis skala kecil hingga menengah. Melalui kunjungan ini, peserta diharapkan dapat memperdalam pemahaman mereka tentang proses produksi yang efisien, mempelajari penerapan teori bisnis dalam konteks nyata serta mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan inovasi dalam usaha mereka sendiri.
“Kunjungan ini juga berfungsi sebagai platform untuk membangun jaringan dan membuka peluang kolaborasi dengan UKM yang lebih berpengalaman, sehingga peserta dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis mereka di pasar yang semakin kompetitif,” ungkapnya.
Pada hari ketiga sekaligus hari terakhir pelatihan, peserta fokus pada review materi. Peserta juga diberi kesempatan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh coach dan narasumber. Menariknya, tugas-tugas itu sengaja dirancang untuk memastikan bahwa setiap tenant mampu menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam bisnis mereka masing-masing.
Yang pasti, Mentoring Bisnis yang didanai Dana Keistimewaan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para tenant Teras Malioboro, baik dari segi peningkatan kualitas produk maupun strategi bisnis yang lebih matang.
Ekonomi lokal
Kepala UPT BLUT KUMKM Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta, Hellen Phornica STP M Si, menambahkan setelah proses relokasi, Pemda DIY berkomitmen terus mendukung tenant Teras Malioboro mengembangkan bisnis mereka serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
"Kami berupaya memberikan berbagai inisiatif, mulai dari pelatihan dan mentoring bagi UMKM, peningkatan kualitas produk, hingga akses ke sumber daya dan informasi yang dapat meningkatkan daya saing mereka," ungkapnya.
Saat kunjungan lapangan yang merupakan bagian dari program pelatihan, menurut Hellen, peserta diberi kesempatan untuk menjalin kerja sama bisnis secara langsung (Business-to-Business/B2B) dengan UKM sukses yang telah berkembang.
Hal ini membuka peluang kolaborasi dan kemitraan yang saling menguntungkan. "Fakta bahwa tenant Teras Malioboro yang menjadi peserta pelatihan ini banyak memborong produk Bananania untuk dijual kembali di lapak mereka menunjukkan bagaimana kunjungan lapangan dalam pelatihan ini mampu berkerja sama membawa manfaat langsung bagi para pelaku usaha," ujarnya. (*)