Telu Nulung Siji pun Berbuah Manis

Telu Nulung Siji pun Berbuah Manis

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Berbagi itu indah. Bila ikhlas, perbuatan baik itu seringkali berbuah manis. Ini pula yang dirasakan Pemerintah Desa (Pemdes) Krandegan Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo. Desa tersebut berhasil meraih juara pertama dalam Kreatifitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Kabupaten Purworejo pada 2020 karena mengembangkan program berbagi dengan warga miskin di masa pandemi Covid-19.

Kepala Desa Krandegan Dwinanto kepada koranbernas.id, Selasa (10/11/2020) mengatakan dalam lomba tersebut pihaknya mengeluarkan kebijakan pemberdayaan 3N1 'Telu Nulung Siji'  atau Tiga Menolong Satu.

Program 3N1 (Telu Nulung Siji) merupakan kegiatan yang membangkitkan semangat gotong royong antar warga. Konsep program ini adalah tiga (telu) keluarga yang mampu secara ekonomi akan membantu (nulung) dan menopang satu (siji) keluarga miskin di sekitarnya.

"Tujuan pemberdayaan di dalam masyarakat dengan pola 3 N 1 dilakukan guna membentengi masyarakat dari segala aspek-aspek ekonomi dalam menghadapi Covid-19. Dan pembedayaan masyarakat itu dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat para pelaku usaha yang ada di Desa Krandegan tetap produktif dalam menghadapi Covid-19," jelas Dwinanto.

Menurutnya, pemberdayaan dilakukan sebagai langkah meningkatkan modal sosial masyarakat Desa Krandegan dalam menghadapi Covid-19. Pemberdayaan dilakukan sebagai langkah mempermudah proses belajar-mengajar.

Semua warga Desa Krandegan yang ada didata dan dipetakan menjadi tiga kelompok, yaitu Merah, Kuning, dan Hijau. Merah adalah kelompok keluarga yang sangat miskin. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan makan saja kesulitan, seperti jompo, difabel dan gangguan jiwa.

Kuning merupakan kelompok keluarga miskin yang masih bisa memenuhi kebutuhan pangan, tetapi tidak bisa hidup secara layak sehingga mereka bisa diberdayakan. Terakhir, Hijau merupakan kelompok keluarga mampu dapat hidup layak, dan berpotensi membantu warga lainnya.

"Setelah didata dan dipetakan menjadi tiga kelompok, apa yang menjadi kebutuhan kelompok Merah dan Kuning, sekaligus apa yang bisa diberikan oleh kelompok Hijau untuk membantu kelompok yang membutuhkan. Kemudian, data direkap dan disatukan oleh tim di Posko Siaga di Kantor Desa Krandegan, untuk segera dilakukan eksekusi," imbuh Kades yang sarat dengan prestasi itu.

Sebagai contoh, di bidang pangan, bantuan dari kelompok Hijau yang berupa makanan siap saji bisa langsung diberikan kepada kelompok Merah secara terjadwal. Sementara, bantuan yang berupa uang dan bahan pangan, diserahkan ke dapur umum untuk dimasak dan didistribusikan kepada warga yang membutuhkan.

Pemerintah desa juga mengoperasikan dapur umum yang setiap harinya memasak dan  mendistribusikan ratusan porsi makan untuk warga yang masuk kategori kelompok Merah.

Dari 900 KK di desa itu, sebanyak 212 KK merupakan keluarga miskin. Dari 212 KK miskin, sekitar 60 keluarga dalam kondisi kerepotan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Warga kategori Merah ini merupakan prioritas pertama yang diselamatkan.

"Kami memiliki Orang Dengan Gangguan Jiwa, dia hidup sebatang kara, maka segala kebutuhannya menjadi tanggung jawab bersama," ujar dia.

Lanjutnya, bentuk bantuan warga bermacam-macam, dari petani memberikan bantuan beras hingga 5 ton disimpan di lumbung desa dan mampu bertahan hingga panen di masa berikutnya.  Dan, para donatur lainnya memberi bantuan dalam bentuk uang untuk memenuhi kebutuhan dapur umum. Dari kemenangan tersebut pihak Pemdes Krandegan akan maju mewakili Kabupaten Purworejo ke tingkat Jawa Tengah, besuk pada awal tahun.

Sementara itu,  Anggit Wahyu Nugroho, Kabid Ekonomi dan Pengembangan Wilayah dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Purworejo selaku juri Lomba Kreatifitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Kabupaten Purworejo tahun 2020 menuturkan hasil putusan juri dari peserta lomba yang ikut Krandegan itu memiliki aspek sosio preneurship.

"Harapan bisa direplikasi ke desa-desa lain, baik teknologi dan aspek penanggulangan kemiskinan. Kebetulan isu kemiskinan mengejala. Ada beberapa aspek penilaiannya dari juri lainya yaitu menilai sosio preneur  masih jadi pertimbangann tersendiri,” jelasnya.(*)