Target SDGs Sulit Tercapai Tanpa Kolaborasi

Target SDGs Sulit Tercapai Tanpa Kolaborasi

KORANBERNAS.ID -- Upaya pemerintah merealisasikan target pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 sulit tercapai tanpa ada kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk kalangan dunia usaha dan swasta.

Hal itu menjadi pembahasan utama saat berlangsung Seminar Nasional Membangun Kemitraan yang Berkelanjutan untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), Rabu (13/11/2019), di Hotel Marriott Yogyakarta.

Seminar yang diselenggarakan PTTEP Indonesia dan Universitas Trisakti Program Pascasarjana MM-Sustainability kali ini dihadiri sejumlah panelis terkemuka di bidangnya. Mereka adalah Kepala Bappeda DIY Budi Wibowo SH MM, General Manager PTTEP Indonesia Khun Grinchai, General Affairs Manager PTTEP Indonesia, Afiat Djajanegara.

Kemudian, Dony Aryantho dari SKK Migas Jabanusa, Ade Dwi Nursihani (Green Hotel), Casdimin (Sobis Pammase), Herdiansyah dari Dompet Dhuafa serta Silverius Oscar Unggul dari Telapak.

"PTTEP Indonesia selama dua tahun berhasil mengumpulkan ribuan stakeholders di sembilan kota pada seminar dan lokakarya untuk berdikusi dan menyaksikan pemaparan mengenai SDGs dari para ahli di berbagai sektor," ungkap Afiat Djajanegara.

Menurut dia, seminar di Yogyakarta merupakan yang ke-9 kalinya di tahun 2019.  Sebelumnya seminar berlangsung di Bali pada September silam. Adapun topik pembahasan mengenai pentingnya SDGs dan Peran Industri Minyak & Gas dalam membangun kemitraan untuk mencapai SDGs dan Kewirausahaan Sosial untuk membangun masa depan yang keberlanjutan.

Mereka sepakat, tanpa kerja sama yang kuat oleh seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan, SDGs tidak dapat tercapai. "Para pemangku kepentingan dapat bekerja sama memberikan kontribusi sesuai perannya antara lain menyediakan wadah, memberikan pedoman dan edukasi, sosialisasi serta kontribusi-kontribusi yang bersifat riil," kata Afiat.

Penyerahan donasi dari PTTEP kepada Dompet Dhuafa. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Pada acara tersebut PTTEP menyerahkan donasi senilai Rp 15 juta kepada Dompet Dhuafa, yang terkumpulnya dari uang pendaftaran lokakarya di empat kota yaitu Balikpapan, Pekanbaru, Bali dan Yogyakarta.

Afiat menambahkan, kegiatan ini merupakan komitmen peserta workshop di lima kota melalui PTTEP untuk membangun program pendidikan, kesehatan dan Social Entreprise Dompet Dhuafa demi tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Di sela-sela acara dilakukan penandatangan MoU antara PTTEP Indonesia dengan Sobis Pammase, sebuah social business enterprise dari Sulawesi Barat (Sulbar). MoU ditandatangani Khun Grinchai selaku General Manager PTTEP Indonesia serta Casdimin selaku Direktur Sobis Pamasse.

"MoU ini kelanjutan dari kerja sama antara PTTEP dan Sobis Pammase dimana PTTEP membantu mendorong keberlanjutan program-program PAUD HI di Sulbar," terang Afiat.

Terinspirasi dari 15 unit PAUD yang didukung oleh PTTEP Indonesia sejak 2012 di daerah Mamuju, Majene dan Polewali Mandar, PTTEP berharap program-program tersebut terus berjalan secara mandiri.

“MoU ini merupakan salah satu bukti nyata komitmen PTTEP Indonesia membangun kemitraan dengan LSM-LSM lokal dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan di wilayah-wilayah sekitar Indonesia," kata dia.

Kerja sama Sobis Pammase merupakan bagian dari strategi PTTEP dalam bidang CSR di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. "Kami ingin terus mendukung keberlanjutan program pendidikan, khususnya pendidikan dini di Indonesia, sehingga dapat terus menghasilkan sumber daya manusia yang berprestasi,” ungkapnya.

Seminar kali ini merupakan lanjutan dari serangkaian seminar tahun 2018 serta 2019 yang sebelumnya diadakan di delapan kota yaitu Jakarta, Makassar, Palembang, Medan, Surabaya, Balikpapan, Pekanbaru dan Bali.

Selain seminar diadakan pula lokakarya pada 14 dan 15 November 2019, untuk melatih LSM lokal mengenai cara terlibat secara profesional dan efektif dalam bermitra dengan sektor swasta dan pemerintah. Lokakarya dipimpin instruktur dari Universitas Trisakti MM-Sustainablity.

Mengingat pentingnya menjaga kemitraan yang berkelanjutan, pihaknya akan mengajak pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk terus bekerja sama membantu Pemerintah Indonesia mencapai SDGs.

MoU antara PTTEP Indonesia dengan Sobis Pammase. (sholihul hadi/koranbernas.id) 

PTT Exploration and Production Public Company Limited atau PTTEP adalah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak nasional Thailand yang mempunyai komitmen kuat mengeksplorasi, mengembangkan dan memproduksi minyak bumi di Thailand dan negara-negara lain serta berinvestasi dalam bisnis strategis untuk memperkuat pasokan energi nasional.

Sebagai salah satu perusahaan publik terkemuka di Thailand, PTTEP berkomitmen pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan terhadap semua hukum dan peraturan yang berlaku, transparansi, efisiensi dan dedikasi jangka panjang.

PTTEP Indonesia adalah anak perusahaan dari PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) Thailand. PTTEP Indonesia bertujuan untuk mendukung ketahanan energi Indonesia.

Saat ini, PTTEP Indonesia memiliki kontrak bagi hasil (PSC) di Natuna Sea A blok sebesar 11,5 persen, blok lepas pantai yang memproduksi minyak mentah dan gas alam di Laut Natuna Barat. (sol)