Para Santri Diajari Wirausaha

Para Santri Diajari Wirausaha

KORANBERNAS.ID--Kementerian Perindustrian RI membuat program santripreneur yang dimaksudkan untuk memberikan  bekal kewirausahaan bagi para santri. Dengan demikian selain mendapat ilmu agama di pondok, mereka juga mendapat bekal keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan ke depannya kelak.
    
Salah satu program digelar di Pondok Pesantren Al Furqon Sanden yang dibuka oleh Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih di Hotel Ros In, Sewon, Bantul, Selasa (24/9/2019) sore. Pelatihan sendiri digelar di pondok hingga 27 September mendatang.
    
“Kami memilih program dengan menyasar santri, karena memang secara iman, disiplin dan penguatan mental mereka  sudah jadi. Maka kami menilai jika ini  dipadukan dengan wirausaha pasti hasilnya  sangat baik,” kata Gati.         

Program ini sudah berjalan sejak tahun 2013 dan awalnya  baru pilot project dua Ponpes di Jawa Barat. Kemudian 2014 dilakukan begitu seterusnya  hanya 2015 yang off. Hingga kini program sudah menyasar  38 pondok dengan 7.000 satri yang terlibat program.
      
“Untuk  siapa yang menerima program,  bisa pihak  pesantren yang mengajukan, dan ada juga kami yang memilih lokasinya,” katanya.

Kegiatan santripreneur ada dua program yakni santri berindustri. Program ini menyasar  pondok yang telah memiliki usaha  misal Pondok di Sragen yang memiliki usaha makanan. Kemudian pihak pondok menerima  bantuan peralatan  mesin pembuat roti bekerjasama dengan perusahaan tepung yang memasok bahan bakunya. ..
    
“Jadi selain mereka mendapat pendampinngan dan pelatihan, mereka juga menerima bantuan peralatan,”katanya. Termasuk Ponpok Al Furqon juga diberikan bantuan peralatan  mesin untuk kendaran roda dua.
   
Program lainya adalah santri berkreasi yakni bagaimana santri diajari soal IT. Misal mengenal animasi dan lainya. Adapun dari program ini, yang  telah terlihat keberhasilnya seperti di Ponpes  Sunan Drajat, dimana sudah  mampu produksi sandal untuk kebutuhan pondok sehingga  santri tidak perlu  beli sandal. Juga Ponpel Nurul Iman yang telah mampu ekspor sandal ke Timur Tengah.
   
Sementara Direktur IKM ,Pangan,Barang dari Kayu dan Furniture  Dirjen IKMA, Ir Sri Yunianti Msi dalam laporanya mengatakan pelatihan ini diikuti 20 santri dari Ponpes Al Furqon.
      
“Pembinaan ini diharapkan mampu  menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang ada di Bantul dan mendukung perekonomian di Bantul,”katanya.
      
Sedangkan  pengasuh Ponpes Al  Furqon  HM Zafri mengatakan  di Ponpes itu  ada SMK  jurusan teknik sepeda motor. Sehingga pelatihan ini akan sangat bermafaat guna menambah keterampilan bagi para santri tentunya.
           
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan UKM Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana MM mengatakan  anak SMK lebih siap kerja karena memiliki bekal keterampilan.  
 
"Saya dulu juga SMK otomotif dan pernah buka bengkel. Maka keberadaan bengkel ini sangat prospektif mengingat jumlah kendaraan termasuk roda dua terus bertambah di tengah masyarakat," tandasnya. (yve)