Sultan HB X Tegaskan Keistimewaan Jogja untuk Indonesia

Tiada anarkisme yang membakar, tiada pula butir kerikil yang melayang, di tengah hiruk-pikuk perbedaan pandangan.

Sultan HB X Tegaskan Keistimewaan Jogja untuk Indonesia
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan saat menghadiri acara Jogja Pandu Peradaban Nusantara menuju Hamemayu Hayuning Bawana di Jogja Expo Center. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Ribuan elemen masyarakat dari seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkumpul di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (18/1/2025), dalam acara "Jogja Pandu Peradaban Nusantara menuju Hamemayu Hayuning Bawana".

Perhelatan ini menjadi momentum refleksi keberhasilan Yogyakarta menyelenggarakan rangkaian Pemilu 2024 dengan damai, sekaligus penguatan visi pembangunan daerah.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya menekankan bahwa kesuksesan penyelenggaraan Pemilu 2024 di Yogyakarta merupakan buah dari kematangan politik masyarakat.

"Tiada anarkisme yang membakar, tiada pula butir kerikil yang melayang, di tengah hiruk-pikuk perbedaan pandangan," ungkap Sultan HB X, menggambarkan kondusivitas pelaksanaan pesta demokrasi di DIY di depan masyarakat yang memenuhi JEC.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X di JEC pada acara Jogja Pandu Peradaban Nusantara menuju Hamemayu Hayuning Bawana. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

Keberhasilan ini tidak terlepas dari dua momentum penting: Jogja Nyawiji Ing Pesta Demokrasi pada Oktober 2023 dan Jogja Nyawiji Awasi Pemilihan 2024 pada Oktober 2024. Kedua gerakan ini menjadi fondasi kokoh terciptanya harmonisasi selama masa pemilihan.

Sultan HB X mengumumkan langkah strategis pemerintah daerah memodernisasi birokrasi. Salah satunya adalah penggabungan beberapa bagian dari Biro Tata Pemerintahan dan Biro Pemberdayaan Masyarakat menjadi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil. Langkah ini diambil untuk mempercepat Reformasi Kalurahan secara menyeluruh.

Sultan juga menekankan pentingnya filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang mengandung tiga kewajiban (Tri Satya Brata): kesejahteraan dunia yang bergantung pada kebijaksanaan manusia, kewajiban menjaga keselamatan negara, dan keselamatan manusia yang berasal dari kemanusiaannya sendiri.

Yogyakarta, yang dikenal sebagai kota pendidikan dan pariwisata, terus mempertahankan karakteristik inklusifnya.

Untuk Indonesia

"Untuk memberi sumbangsih dan menjadi 'wong Jogja', tidaklah harus lahir di Jogja dan atau memiliki darah keturunan Jawa. Sudah semestinya, keistimewaan Jogja adalah untuk Indonesia. Bahwa Menjadi Jogja, adalah Menjadi Indonesia," tegas Sultan.

Mengutip Ki Hajar Dewantara dan Sutan Takdir Alisjahbana, Sultan menekankan pentingnya transformasi nilai-nilai budaya menjadi living tradition yang progresif.

Hal ini sejalan dengan upaya Yogyakarta membangun tata kelola pemerintahan yang adaptif dan inovatif, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.

Sementara itu, Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan, menegaskan bahwa keamanan di Yogyakarta bukan sekadar situasional, melainkan sebuah investasi jangka panjang.

Aset utama

"Keamanan menjadi aset utama untuk mendukung keberlangsungan kehidupan ekonomi kemasyarakatan seperti pertumbuhan pariwisata, berkembangnya lingkungan pendidikan, pertanian, dan kegiatan ekonomi lainnya," jelasnya.

Acara yang dihadiri ribuan peserta ini menjadi simbol komitmen bersama seluruh elemen masyarakat Yogyakarta untuk terus membangun daerahnya.

Dengan mengusung semangat "Jogja Istimewa untuk Nusantara", perhelatan ini menegaskan peran Yogyakarta sebagai pandu peradaban yang terus menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. (*)