Stunting Akibat Salah Pola Asuh Paling Sulit Ditangani

Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto mengingatkan pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil

Stunting Akibat Salah Pola Asuh Paling Sulit Ditangani
Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana, Rabu (13/12/2023), di Balai Aspirasi Masyarakat, Purwosari Ngaglik Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Stunting, kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun, disebabkan oleh sejumlah faktor.

Selain faktor lingkungan dan sanitasi misalnya terpapar kuman atau bakteri, satu yang paling sulit tertangani adalah stunting yang disebabkan salah pola asuh atau akibat pola asuh yang kurang tepat.

Mengingat stunting dampaknya mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) dalam rangka mencapai Indonesia Emas 2045, anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, mengingatkan pentingnya ibu hamil memperoleh asupan gizi yang cukup dan seimbang.

“Stunting masih bisa diobati (dicegah) selama masa 1.000 hari pertama kehidupan,” ujar Sukamto saat menjadi narasumber sekaligus memberikan pengarahan pada Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja H Sukamto SH, Anggota Komisi IX DPR RI, Rabu (13/12/2023), di Balai Aspirasi Masyarakat, Purwosari Ngaglik Sleman.

Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, berpesan untuk ibu hamil penerima biskuit. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun tak segan-segan mengundang ibu hamil pada kegiatan sosialisaisi yang diikuti ratusan peserta, siang itu.

Bahkan, suami dari Ny Hj Suharni ini secara khusus memberikan biskuit untuk ibu-ibu hamil. Satu per satu, enam perempuan menerima paket biskuit seraya diingatkan agar mereka senantiasa memperhatikan asupan gizi.

Yang terpenting, lanjut Sukamto, kehamilan perlu direncanakan supaya bayi yang dilahirkan tidak stunting. “Keluarga Berencana (KB) dulu dua anak cukup. Sekarang, perlu direncanakan,” kata Sukamto.

Narasumber lainnya, Widyaiswara BKKBN Pusat, Afif Miftahul Majid, menambahkan saat dirinya berkunjung ke salah satu provinsi menemukan data stunting tidak berasal dari keluarga miskin. “Biasanya stunting itu dari keluarga murang mampu karena sanitasinya jelek,” ungkapnya mencontohkan.

Widyaiswara BKKBN Pusat, Afif Miftahul Majid. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Tetapi, lanjut dia, ada kecenderungan anak stunting berasal dari keluarga mampu. Ini terjadi karena kurangnya pengetahuan terkait pola asuh dan pola makan. “Pola asuh harus diperbaiki dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman,” ujarnya.

Dia juga mencontohkan, salah satu kampung nelayan di Sulawesi banyak menghasilkan tangkapan berupa ikan bergizi tinggi. Sayangnya, seluruhnya dijual dan uangnya dibelikan mi instan untuk makan sehari-hari. Tentu saja, dengan mengonsumsi mi instan asupan gizinya sangat kurang.

Supaya bayi tidak lahir stunting, Afif menyarankan ibu hamil gizinya terpenuhi serta harus bahagia.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Andi Rita Mariani maupun Kepala Dinas P3AP2KB Sleman, Wildan Solichin, menyampaikan optimisme angka stunting bisa turun.

Saat ini, Provinsi DIY menempati lima terendah atau sebesar 16,4 persen, di bawah Bali, DKI Jakarta dan Lampung.

Peserta Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana, Rabu (13/12/2023), di Balai Aspirasi Masyarakat, Purwosari Ngaglik Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Keduanya sepakat. target menurunkan angka stunting menjadi 14 persen membutuhkan komitmen kuat dari pemda dan seluruh jajaran di bawahnya termasuk tingkat padukuhan.

Hadir pula dalam kesempatan itu Ketua Komisi C DPRD Sleman yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Sleman, Rahayu Widi Nuryani, Panewu Mlati, Arifin, maupun tamu undangan.

Terkait semakin dekatnya hari Pemilu 2024, Sukamto menyampaikan khusus kepada seluruh warga DIY jangan memilih dirinya pada saat pencoblosan 14 Febuari 2024.

Kenapa? “Karena dapil saya tidak di Yogyakarta. Dapil saya Jawa Tengah,” kata Sukamto yang mendapatkan tugas menjadi caleg DPR RI nomor urut 1 dari PKB Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten.

Satu rangkaian dengan penugasan yang diterima dari DPP PKB, Sukamto yang baru saja memperoleh amanah memimpin organisasi persatuan Ketua RT dan Ketua RW se-Kabupaten Sleman itu juga dicalonkan menjadi bupati pada Pilkada Sleman 2024. (*)