Status Merapi Naik Jadi Siaga, Warga Diminta Tak Panik

Status Merapi Naik Jadi Siaga, Warga Diminta Tak Panik

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA-- Aktivitas vulaknik Gunung Merapi kembali meningkat cukup tinggi. Karenanya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengeluarkan surat pernyataan kenaikan status Gunung Merapi dari Waspada Level 2 menjadi Siaga Level 3, Kamis (5/11/2020).

Dari data pemantauan BPPTKG disimpulkan aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang mambahayakan penduduk. Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan mulai pukul 12.00 WIB.

Kenaikan ini pasca erupsi besar 2010, Gunung Merapi mangalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018 yang berlangsung sampai bulan September 2019. Seiring dengan berhentinya ekstrusi magma, gunung ini kemball memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020. Aktivitas vulkanik gunung tersebut terus meningkat hingga saat ini.

Setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, Vulkanik Dangkal (VB) dan Fase Banyak (MP) mulai meningkat. Sebagai perbandingan, pada Mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi dan gempa MP terjadi 174 kali. Pada bulan Juli 2020 terjadi gempa VA 6 kall, VB 33 kali dan MP 339 kali.

Selain itu terjadi pemendekan jarak baseline EDM (Electronic Distance Measurement) sektor Barat Laut Babadan RB1 (EDM Babadan) sebesar 4 cm sesaat setelah terjadi letusan eksplosif 21 Juni 2020. Setelah itu pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020.

Sejak Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November 2020 rata rata gempa VB 29 kali/han, MP 272 kalif/ari, Guguran (RF) 57 kali/hari, Hembusan (OG) 64 kali/hari. Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm/hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ (Lampiran 1a-b).

Kondisi data pemantauan di atas sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondist sebelum erupsi 2010. Berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gunung Merapi dengan metoda Foto Udara (Drone) pada tangga!l 3 November 2020 belum terlihat adanya kubah lava baru (Lampiran 1c).

Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awanpanas sejauh maksimal 5 km (Lampiran 1d).

Untuk itu penambangan di alur sungal-sungal yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB Il direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata diharapkan tidak melakukan kegiatan wisata di KRG lII G. Merapi termasuk kagiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi. Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Sementara Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meminta warga Sleman di sebelah timur, selatan dan barat Gunung Merapi untuk memperhatikan kondisi Merapi. Apalagi saat ini sudah naik statusnya dari Waspada menjadi Siaga.

Namun masyarakat tidak perlu panik karena sudah memahami karakter Merapi. Warga diminta tetap waspada dengan kondisi gunung tersebut.

"Harapan saya pemkab Sleman mempersiapkan diri atau evakuasi persiapan Siaga," imbuhnya.(*)