Stasiun Kutoarjo Memasang Garis Jaga Jarak di Ruang Tunggu

Stasiun Kutoarjo Memasang Garis Jaga Jarak di Ruang Tunggu

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Mengantisipasi penularan virus Corona, pengelola stasiun Kutoarjo membuat garis jaga jarak pada arena boarding masuk, cetak tiket, pesan tiket maupun di ruang tunggu penumpang. Kebijakan ini berlaku mulai Senin (16/3/2020) hingga akhir Maret nanti.


Kepala Stasiun Kereta Api Kutoarjo, Andy Febri Laksono, di ruang kerjanya Jumat (20/3/2020), mengatakan pihaknya memberi tanda silang kuning di kursi ruang tunggu. Tanda kuning ini berarti tidak boleh diduduki.

"Penumpang yang akan masuk melewati pintu boarding akan diukur suhu tubuhnya dan disediakan hand sanitizer. Di dalam ruang tunggu juga disediakan wastafel tambahan lengkap dengan sabun untuk mencuci tangan," kata Febri.

Febri menuturkan, dalam masa pencegahan Covid-19 terjadi penurunan penumpang 15-20 persen. Rata-rata penumpang banyak membatalkan untuk perjalanan sekitar 200 orang. "Penurunan penumpang terjadi sejak Selasa (17/3/2020). Banyak pembatalan tiket tujuan Jakarta," ungkapnya.

Untuk pembatalan penumpang akan mendapat refund 75 persen. Full refund akan diberikan jika penumpang dengan kondisi suhu badan 38 derajad atau lebih.

"Untuk pegawai, sesuai instruksi dari pimpinan pusat, setiap petugas yang bersentuhan jarak dekat dengan penumpang harus pakai sarung tangan dan masker. Namun kendala kami saat ini susah cari alkohol, hand sanitizer dan masker. Jadi kami lebih utamakan cuci tangan pakai sabun," katanya.

Guna membersihkan kereta, setiap kereta yang keberangkatan dan berakhir di Staisun Kutoarjo disemprot desinfektan setiap hari. Sehari tiga kali, pagi, siang dan sore pada tempat-tempat yang sering disentuh penumpang.

Stasiun Kutoarjo juga menyediakan ruang isolasi untuk penumpang dengan suhu tubuh 38 derajat atau lebih.

Salah satu penumpang, Mita asal Madiun yang baru saja turun, langsung menuju wastafel untuk cuci tangan. "Cuci tangan ini saya lakukan untuk menjaga kebersihan," tutur Mita.

Mita datang dari Madiun dengan anak dan saudara lainnya guna menghadiri hajatan yang akan dilaksanakan kakaknya di Kemiri. "Sebenarnya takut juga bepergian, tapi mau gimana lagi, ini hajatannya kakak. Setiap kami menyentuh sesuatu, kami langsung mengunakan hand sanitizer," ujarnya. (eru)