Song Terus Expo: Mengenang Mbah Sayem dan Kekayaan Budaya Pacitan

Song Terus Expo: Mengenang Mbah Sayem dan Kekayaan Budaya Pacitan
Diskusi kebudayaan di Museum Song Terus Pacitan. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, PACITAN--Museum Song Terus Pacitan bersama Komunitas Kangen Pacitan merayakan keberagaman kebudayaan dengan menggelar pameran obyek pemajuan kebudayaan selama 7 hari, mulai dari 27 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024, dalam acara bertajuk "Song Terus Expo: Jagat Mbah Sayem."

Kepala Unit Museum Song Terus, Albernus Nikko Suko Dwiyanto, dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (27/12/2023) menyatakan sebagai salah satu dari 18 Museum nasional.

“Museum Song Terus berkomitmen pada program pendataan Obyek Pemajuan Kebudayaan serta memamerkannya dalam Song Terus Expo dengan tajuk Jagat Mbah Sayem,” imbuhnya.

Selain itu, Nikko Suko Dwiyanto mengumumkan adanya diskusi terbatas dengan pelaku kebudayaan di Kabupaten Pacitan pada 28-29 Desember 2023, membahas pemajuan kebudayaan dan pengembangannya di masa depan.

Kurator pameran, Budhi Hermanto, mengungkapkan bahwa Song Terus Expo adalah peristiwa kebudayaan yang mempertemukan pelaku kebudayaan dan seniman di Kabupaten Pacitan, menjelajahi sejarah manusia, kebudayaan, dan lingkungan di Gunung Sewu dari pra sejarah hingga kini.

“Mbah Sayem, manusia purba ditemukan di Goa Song Terus pada 1999, membuktikan sejarah manusia purba di Jawa yang telah ada ribuan tahun lalu,” ujarnya.

M. Abdillah Yusuf dari Komunitas Kangen Pacitan menegaskan bahwa pameran tidak hanya menghadirkan obyek pemajuan kebudayaan, tetapi juga menyelenggarakan arak-arakan kebudayaan, pameran makanan khas Pacitan, dan seni pertunjukan sebagai bentuk rasa syukur warga.

Pameran Obyek Pemajuan Kebudayaan menampilkan beragam aspek kehidupan, termasuk tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.

Museum Song Terus menjadi panggung bagi keberagaman dan kekayaan budaya Gunung Sewu, dengan bangga mengundang masyarakat untuk merayakan warisan leluhur. (*)